EKBIS.CO, JAKARTA--Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) sektor pangan melalui penyelenggaraan Indonesia Food Innovation (IFI) 2021. Kompetisi ini bertujuan menciptakan IKM pangan yang produktif, kreatif, dan inovatif sehingga bisa bersaing di pasar global.
“IFI merupakan program pembinaan dan pendampingan tepat dari para ahli di bidang bisnis maupun teknis. Dengan begitu, dapat mengakselerasi bisnis mereka menuju IKM modern yang marketable, profitable dan sustainable dan berujung pada peningkatan skala bisnis IKM,” ujar Menteri Perindustrian Agus Kartasasmita di Jakarta, Jumat (26/2).
Ia mengungkapkan, selama ini IKM makanan dan minuman memainkan peran penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Tercatat, hingga saat ini, jumlah IKM makanan dan minuman sebanyak 1,86 juta unit usaha atau 43,41 persen dari total unit usaha IKM di Tanah Air.
“Di samping itu, IKM makanan dan minuman mampu menyerap sebanyak 4,11 juta tenaga kerja. Maka menjadikannya sebagai salah satu sektor padat karya,” tuturnya.
Pada acara Kick Off IFI 2021,Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi pelaku usaha. Hanya saja terdapat peluang bagi mereka agar dapat menjawab kebutuhan pasar yang saat ini berubah karena dampak pandemi.
“Perubahan perilaku masyarakat pada akhirnya memengaruhi pola konsumsi masyarakat, termasuk cenderung lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih,” jelasnya. Maka, kata dia, para pelaku IKM perlu menyiapkan diri melakukan adaptasi dan berinovasi membaca tren dan kebutuhan pasar, baik pasar dalam negeri maupun ekspor.
"IKM juga diharapkan mampu memanfaatkan teknologi informasi supaya memasarkan produknya,” ujar Gati. Dirinya menambahkan, IFI 2021 bertujuan memacu IKM pangan semakin meningkatkan nilai inovasi dan pemanfaatan penggunaan bahan baku lokal yang cukup banyak dan beragam.
Ia mengatakan, langkah tersebut bertujuan meningkatkan daya saing di level global. Program IFI pada 2021 ini merupakan pelaksanaan kali kedua. Tema yang diusung pada IFI 2021, yaitu 'Promoting Sustainable Supply Chain and Added Value through Innovation to Serve the Dynamic Markets'.
“IFI 2021 mendukung pengembangan kapasitas bisnis para pelaku industri pangan melaluiinovasi solusi supply chain dan added value. Tujuannya memenuhi perubahan pasar yang dinamis,” jelas Gati.
Peserta yang lolos kurasi program IFI akan mendapatkan manfaat berupa pembinaan dari Ditjen IKMA dalam bentuk program Food Camp. Program tersebut meliputi coaching dan mentoring oleh pakar profesional yang melibatkan akademisi, praktisi dan industri pangan untuk meningkatkan kapabilitas dari segi aspek teknis maupun bisnis menuju IKM pangan modern.
Program Food Camp IFI dikemas dalam bentuk workshop yang interaktif, guna menajamkan ide bisnis IKM pangan untuk food business creation dan food business process improvement. Pada tema Food Business Creation, peserta akan diberi materi mengenai industri dan ekosistem bisnis pangan, teknologi dan inovasi pangan, pengembangan produk pangan baru, serta strategi bisnis pangan.
Sedangkan pada tema Food Business Process Improvement, peserta akan mendapatkan materi mengenai manajemen keuangan, pemasaran, branding, operasi dan kualitas, serta materi mengenai peraturan keamanan pangan. Kompetisi IFI 2021 terdiri dari dua kategori, yakni bagi IKM pangan penghasil produk antara (intermediate product) sebagai bagian rantai suplai industri pangan, serta bagi IKM pangan yang menghasilkan produk olahan pangan untuk kebutuhan konsumen akhir (end product).