EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) sampai 2024 butuh dana sekitar 92 miliar dolar AS untuk mendanai proyek proyek strategis. Dari 92 miliar dolar AS tersebut sebanyak 20 miliar dolar AS akan dialokasikan Pertamina untuk sektor midstream dan hilir.
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan untuk kilang saja Pertamina butuh 18 miliar dolar AS. Jumlah ini untuk mendanai proyek pembangunan dua kilang baru dan empat kilang pengembangan.
"Kami alokasikan 18 miliar dolar AS sampai 2024 nanti untuk membangun kilang," ujar Emma dalam webinar UI, Kamis (4/3).
Emma menjelaskan untuk proyek pembangunan baru adalah GRR Tuban dan GRR Balikpapan. Ia menjelaskan hingga Januari kemarin GRR Tuban sudah menyelesaikan financial close dalam segi pendanaan. Sedangkan di GRR Balikapapn dalam waktu dekat kata Emma akan menyelesaikan project financing-nya.
"Itu yang sudah kami selesaikan. Sisanya, kami memang juga sudah melakukan pengembangan di RDMP kami yang satu per satu sudah mencapai progressnya masing masing," ujar Emma.
Selain itu, 18 miliar dolar AS tersebut juga digunakan Pertamina untuk membangun pabrik Petrokimia yang terkoneksi dengan RDMP yang sedang dikembangkan. Diluar PSN, kata Emma Pertamina butuh 4 miliar dolar AS untuk melakukan pengembangan di Kilang TPPI.
"Untuk TPPI tahun ini kami mulai FS nya. Untuk bisa dikembangkan dan bisa memproduksi product yang punya nilai tambah," tambah Emma.
Sedangkan di sektor hilir kata Emma Pertamina butuh 2 miliar dolar AS. Dana ini kata Emma dipakai Pertamina untuk melakukan distribusi dan juga pembangunan infrastruktur BBM dan LPG.
"Khususnya untuk pembangunan terminal BBM dan LPG di Indonesia Timur. Ini perlu dilakukan untuk bisa menekan distribution cost yang cukup besar selama ini. Dengan adanya depot depot di Indonesia Timur pemerataan akses energi juga bisa diperluas," ujar Emma.