Pandemi membuat teknologi digital berkembang lebih cepat dari biasanya. Tak terkecuali Kawasan Industri Jababeka yang saat ini melakukan digitalisasi layanan demi memberikan kemudahan bagi tenant dan calon tenant mereka.
Jababeka Infrastruktur selaku pengelola Kawasan Industri Jababeka menilai bahwa perilaku konsumen dan calon konsumen telah berubah.
Baca Juga: Hadapi Era Industri 4.0, Jababeka Resmikan Fablab Pertama
Untuk bisa beradaptasi dengan kondisi itu, Kawasan Industri Jababeka pun mendigitalisasi layanannya, yaitu J-FAST (Jababeka Focus to accelerate services tenant)) melalui website dan infrastruktur telekomunikasi yang memadai. JFAST sendiri merupakan layanan terpadu satu pintu Jababeka Infrastruktur bagi investor yang mendirikan perusahaan.
General Manager Kawasan Industri Jababeka, Rudy Subrata menjelaskan, keandalan infrastruktur telekomunikasi dan service yang prima (service excellence), tidak bisa ditawar-tawar lagi di zaman yang sudah memasuki era digital ini. Karena kalau tidak seperti itu, bisa ditinggal tenant.
"Zaman sudah digital soalnya dan semua (kegiatan ) serba online sekarang. Tetapi, tanpa infrastruktur yang memadai, tidak bakal berjalan lancar juga. Ditambah perlunya ada tenant relation berupa pelayanan yang prima, agar tenant bisa nyaman. Saya sendiri puas melihat layanan digital kami sekarang karena Kawasan Industri Jababeka sudah di katrol keandalan infrastruktur dan pelayanan yang prima,” kata Rudy pada beberapa waktu lalu.
Mengamini hal itu, Vega Violetta selaku Head of Tenant Relation PT Jababeka Infrastruktur, menegaskan bahwa pelayanan perizinan yang disediakan oleh J-FAST, apakah itu perizinan lingkungan, mendirikan usaha, layak fungsi, Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), serta perpanjangan hak guna bangunan semua sudah digital yang bisa diakses melalui jfast.co.id.
Dengan tampilan website lebih dinamis, simpel dan elegan, para tenant atau calon tenant bisa berkonsultasi terkait kebutuhannya atau bisa menelpon kebutuhan tersebut ke pihak J-FAST melalui customer service J-FAST, lalu pihaknya akan memberikan konsultasi dan memberikan penawaran.
Jika sudah mencapai kesepakatan, pihak J-FAST yang akan mengurus semua pengumpulan data dan perizinan sampai selesai.
"Kelebihan kami (dibanding yang lain) adalah experience kami sebagai kawasan industri sudah 31 tahun lebih, sehingga kami sudah memiliki credibility dan trustability-nya lebih tinggi. Kemudian juga SDM (sumber daya manusia ) yang mana kami punya SDM in house yang khusus mengurus administrasi atau dokumen dan perizinan sehingga pengerjaannya cepat, serta fasilitas-fasilitas yang kami berikan, seperti fasilitas laboratorium, sehingga akurasi dan kecepatannya bisa menjadi jaminan pelayanan kami," terang Vega.
Selain itu, pembangunan gedung di Kawasan Industri Jababeka sudah bisa langsung konstruksi, karena sudah ada tata ruang yang disediakan khusus untuk kawasan industri, sehingga untuk mendapatkan Persetujuan Bangunan Gedung (PGB) bisa dilakukan sambil membangun gedung atau pabrik.
"Kami jamin bantuan kami lebih cepat (dari kawasan industri lain). Untuk harganya juga sangat competitive karena tujuan services bukan untuk memberatkan tapi untuk compliment terhadap tenant ," jelas Vega.
Dari sisi infrastruktur telekomunikasi, Muhammad Ayub Arwin selaku Direktur PT Infrastruktur Cakrawala Telekomunikasi (ICTel), menambahkan bahwa Kawasan Industri Jababeka akan menyediakan premium service berupa penyediaan smart infrastructure dan smart living.
Untuk smart infrastructure, Jababeka Infrastruktur yang merupakan anak perusahaan dari Jababeka Group menyediakan fiber optik, CCTV, lampu di hampir semua titik di lahan seluas 5600 hektare. Sehingga jika ada pabrik yang mau dibangun sudah bisa terjamin jaringan telekomunikasi dan keamanannya.
Karena sudah terpasang fiber optik untuk penyediaan k etersediaan internet berkualitas dan CCTV yang memungkinkan tim security untuk memonitoring.“Seberapa berkualitas internetnya? Kami pakai fiber optik sehingga ketika musim hujan yang sering membuat jaringan terganggu, kami tetap on. Kami juga memiliki 12 provider, yang bisa pindah provider dengan mudah,” jelasnya.
“Kalau dibandingkan kawasan industri lain, pilihannya mungkin 1-2 provider saja, dan menggantinya susah. Di Kawasan Industri Jababeka, kami berikan garansi 99 persen, tenant bisa memudahkan provider A ke B secara instan dan langsung kami tangani. Sehingga kecil kemungkinan untuk putus karena kami kontrol sendiri. Jadi, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan tenant, baik cost dan kebutuhan internetnya,” tambahnya.
Sementara untuk smart living, tambahnya, lampu yang di jalanan saat ini sudah bisa dikontrol. Kemudian Kawasan Industri Jababeka juga memiliki aplikasi yang bernama J-Smart. Dengan aplikasi ini, para tenant dan masyarakat setempat lebih mudah mengadukan keluhan, mendapatkan layanan dan berkomunikasi langsung antara tenant dan pengelola atau pihak lain.
Rudy sendiri menganggap infrastruktur telekomunikasi dan pelayananan prima yang ada di Kawasan Industri Jababeka sudah kompak dan bersinergi dengan baik. Ia pun berharap digitalisasi layanan ini bisa memberi kepuasan kepada tenant atau calon tenant nanti. Karena ujung dari penerapan digitalisasi layanan ialah untuk memberi kepuasan. Saat existing customer puas, mereka pasti akan promosi ke yang lainnya.
“Kebetulan ke depan kita juga ingin mengeluarkan cluster baru, mulai Espace Block dan Smart Manufacture Hub, kawasan industri halal, bio tech, high tech, yang begitu launching, harapannya investor asing mau invest,” tutup Rudy.