Tak bagi dividen
BTN memutuskan untuk tidak membagi dividen laba bersih kinerja sepanjang 2020 kepada seluruh pemegang saham.
Adapun keputusan tersebut diambil untuk memperkuat modal Tier 1 BTN, mengingat saat ini bank yang bergerak khusus untuk pembiayaan itu memiliki modal yang paling rendah dibanding bank pelat merah lainnya.
"BTN tahun ini dan tahun depan ingin memperkuat Tier 1 Capital. Tier 1 Capital kita termasuk yang paling rendah diantara bank BUMN," kata Nixon.
Nixon menjelaskan selama ini perseroan kerap kali mengambil langkah untuk menerbitkan obligasi subordinasi atau subdebt, untuk meningkatkan capital adequacy ratio (CAR). Namun, menurut dia, keputusan tersebut memerlukan modal yang besar, sehingga pada tahun depan BTN berencana melakukan right issue guna mendongkrak CAR.
"Jadi storynya semua adalah laba tahun berjalan 2020 menjadi cadangan modal, sehingga tidak ada dividen yang dibagikan," ucapnya.
Dengan langkah tersebut, BTN diharapkan dapat meningkatkan Tier 1 Capital ke angka 17 persen. Sebagai informasi, membukukan laba bersih sebesar Rp 1,60 triliun pada kuartal empat 2020 atau naik 665,71 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari posisi Rp 209 miliar di periode sebelumnya.
"Laba kita naik menjadi sebesar Rp 1,60 triliun dan yang menarik ada PPOP tetap tumbuh 16,87 persen. Jadi bisa dibilang, kita bukan hemat-hemat CKPN," kata Nixon.