Adapun total aset Perseroan pada tahun 2020 mencapai Rp 2,23 triliun yang terdiri dari Aset lancar Rp 1,36 triliun dan aset non lancar menjadi Rp 872,04 miliar. Pada tahun 2020, total ekuitas naik menjadi Rp 1,78 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,65 triliun.
Sedangkan, total liabilitas tercatat Rp 443,75 miliar yang terdiri dari total liabilitas jangka pendek Rp 210,15 miliar dan total liabilitas jangka panjang Rp 233,59 miliar.
Secara akumulatif, Perseroan mencatatkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2020 dalam posisi surplus menjadi Rp 434,63 miliar meningkat dari Rp 341,83 miliar pada tahun 2019. Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan 6,6 persen menjadi Rp 1,87 triliun pada tahun 2020.
"Dengan tingkat posisi kas dan setara kas sebesar Rp 364,98 miliar, Perseroan memiliki posisi keuangan yang solid untuk mendukung kesinambungan operasi dan pengembangan bisnis Perseroan," kata Dewi.
Per 31 Desember 2020, sisa dana hasil penawaran umum Perseroan tercatat sebesar Rp 485,65 miliar dan total dana IPO yang telah digunakan adalah sebesar Rp 662,98 miliar. Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 31 Desember 2020, sebesar Rp 460,17 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp 115,47 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp 87,33 miliar untuk modal kerja.