Ghani mengungkapkan rencana transformasi jangka panjang PTPN Group terbagi menjadi 3 skema yaitu grup hijau, kuning, dan merah dengan mempertimbangkan potensi dan kinerja anak usaha. Ghani menjelaskan, dalam menjalankan skema transformasi utang, arus kas perusahaan dalam tiap grup dianggap sebagai satu kesatuan dalam pemenuhan kewajiban bank.
Kata Ghani, skema grup hijau dan kuning memiliki eksposure kredit Rp 33 triliun dan grup merah dengan eksposure kredit Rp 8 triliun. Grup hijau terdiri atas PTPN III, PTPN IV dan PTPN V; grup kuning diisi oleh PTPN I, PTPN II, PTPN VI, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PTPN XIV; sedangkan grup merah meliputi PTPN VII, PTPN VIII, dan PTPN IX.
Secara umum, lanjut Ghani, kinerja PTPN Group menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan di tengah pandemi Covid-19 yang ditunjukkan pencapaian positif dalam hal peningkatan kinerja
hingga Desember 2020 dari sisi operasional maupun keuangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dari sisi operasional, ungkap Ghani, tercatat terdapat kenaikan produksi komoditas utama yaitu produksi CPO naik menjadi sebesar 2,38 juta ton atau meningkat 4,35 persen dari realisasi
periode yang sama pada 2019, produksi karet naik sebesar 159 ribu ton atau meningkat 9,10 persen dari realisasi periode yang sama 2019, dan produksi teh naik sebesar 53,75 ribu ton atau meningkat 19,81 persen dari realisasi periode yang sama 2019.
"Sedangkan kenaikan harga jual tiga komoditi utama tersebut tercatat menjadi kontributor kenaikan pendapatan di segmen komoditi karena salah satunya harga CPO meningkat di pasar sehingga mendorong revenue perseroan," lanjut Ghani.
Dari sisi keuangan, sambung Ghani, jumlah aset meningkat sebesar Rp 132,36 triliun atau tumbuh 3,85 persen, sedangkan revenue perseroan mencapai Rp 39,61 triliun atau tumbuh 11,56 persen, dan ekuitas meningkat 12,04 persen menjadi Rp 54,67 triliun.
Ghani melanjutkan, PTPN Group juga mencatatkan kenaikan EBITDA pada periode Desember 2020 menjadi Rp 6,84 triliun atau naik 17,91 persen dibanding periode sama tahun lalu dan terjadi penurunan rugi perseroan cukup signifikan dibandingkan dengan periode yang sama 2019. "Hal ini menunjukkan ada perbaikan kinerja dari sisi keuangan," kata Ghani.
Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury menyampaikan penandatanganan MAA merupakan dasar dari program restrukturisasi keuangan PTPN Group. Pahala mengatakan restrukturisasi keuangan yang dilakukan PTPN Group merupakan sangat penting bagi perseroan dari seluruh bagian program restrukturisasi.
"Saya berterima kasih kepada para kreditur dan juga atas dukungannya. PTPN Group merupakan perkebunan terbesar di Indonesia dan akan fokus pada kinerja yang salah satunya yaitu restrukturisasi keuangan," ucap Pahala.
Perwakilan kreditur Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Darmawan Junaidi menyampaikan perjalanan yang sangat positif pada kinerja PTPN Group. Bank Mandiri, lanjut Darmawan, melihat program transformasi keuangan yang dilakukan agar dijalankan secara disiplin mencakup Operational Excellence oleh PTPN Group yang akan lebih baik.
"Kita tahu PT Perkebunan Nusantara ini adalah perusahaan perkebunan terbesar di Indonesia sehingga memiliki potensi menjadi pemain utama. Harapannya MAA ini bisa direalisakan ke depannya," kata Darmawan.