Selasa 16 Mar 2021 16:20 WIB

Fakta Baru Impor Beras: Tak Diputuskan dalam Rakortas

Rakortas terakhir membahas berbagai kemungkinan cuaca dan prediksi kelangkaan pasokan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Buruh tani melakukan perontokan bulir padi saat panen di Desa Bringin, Kediri, Jawa Timur, Senin (15/3). Kebijakan rencana impor beras sebanyak 1 juta ton rupanya tidak diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) level Kementerian Koordinator Perekonomian seperti biasanya.
Foto:

Ia mengatakan, BPS telah menyampaikan mengenai potensi produksi padi pada musim panen raya pertama dan selama 2 tahun terakhir harga beras stabil dengan angka inflasi yang sangat baik. Itu terjadi setelah terakhir impor dilakukan tahun 2018.

Lebih lanjut, Suhariyanto mengatakan, potensi cuaca memang bisa menurunkan hasil produksi. Namun, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, potensi terjadinya puso tidak akan berdampak signifikan terhadap produksi total.

"Jadi dengan memperhatikan potensi sampai April waktu itu, tidak perlu lagi untuk (impor) beras. Bahkan, Pak Buwas sangat clear sisa impor (2018) itu masih ada," kata dia.

Menurutnya, penugasan dalam sektor perberasan kepada Bulog harus dilakukan secara adil. Pasalnya, Bulog saat ini tidak lagi memiliki kewajiban untuk menyarukan bantuan beras. Oleh karena itu, penugasan untuk menyerap atau pengadaan gabah/beras harus memperhitungkan kemampuan Bulog dalam menyaluran atau menjual beras yang dimiliki.

 

"Di rapat terakhir sudah sanga clear tidak ada keputusan (impor) jadi saya kaget, Pak Buwas juga kaget," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement