Adrian mengatakan, sejumlah inovasi ini dilakukan agar bisnis perseroan bisa bertumbuh lebih baik ke depannya. Adrian mengakui, kondisi bisnis perseroan cukup tertekan selama pandemi seiring dengan yang terjadi di industri media pada umumnya.
Menurutnya, sebagian besar anak perusahaan Mahaka Media juga terkena dampak yang cukup signifikan. Hal ini tecermin dari perolehan pendapatan perseroan yang mengalami penurunan. Selama pandemi, permintaan untuk iklan turun drastis, padahal hampir 95-98 persen total pendapatan berasal dari komersial/advertising.
"Kami belum bisa melaporkan kinerja keseluruhan 2020 karena memang masih dalam tahap audit. Sebagai gambaran, kurang lebih secara revenue kami mengalami penurunan mungkin sekitar 63 persen," kata Adrian.
Meski demikian, Adrian mengeklaim, perseroan bisa memperbaiki kinerja dari sisi profitabilitas. Efisiensi yang dilakukan perseroan sepanjang tahun lalu, baik menekan biaya variabel maupun biaya tetap, dinilai cukup berhasil menekan untuk kerugian.
"Memang pada saat awal pandemi kami melihat tren penurunan cukup signifikan sehingga kami langsung menyikapinya dengan melakukan efisiensi. Walau revenue turun, tapi bottom-nya bisa terjaga, bahkan kami bisa lebih baik dari 2019," kata Adrian menerangkan.
Di samping melakukan inovasi digital, Adrian menekankan, perseroan akan tetap memprioritaskan bisnis konvensional untuk mendorong kinerja yang lebih baik lagi. Perseroan akan mengejar berbagai peluang di semua lini bisnis yang dijalani oleh anak perusahaan.
Terkait saham ABBA yang naik cukup signifikan akhir-akhir ini, Adrian menilai pemicunya disebabkan oleh pergerakan pelaku pasar pada umumnya. "Kami rasa bukan karena aksi korporasi dari Mahaka Media, tapi faktor yang dilakukan oleh anak perusahaan, yaitu MARI," ujar Adrian.
Seperti diketahui, saat ini terdapat empat perusahaan modal ventura yang berkolaborasi dengan MARI untuk mengembangkan platform Noice. Salah satu perusahaan tersebut adalah Alpha JWC Ventures yang juga menjadi investor untuk Kredivo hingga Kopi Kenangan.
Sebagai informasi, MARI merupakan pemegang saham mayoritas PT Mahaka Digital Inovasi dengan kepemilikan sebesar 75 persen. PT Mahaka Digital Inovasi memiliki 99 persen saham PT Mahaka Radio Digital yang menjalankan platform Noice.