EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Usaha Milik DKI Jakarta PT Pembangunan Jaya Ancol Tbkterus mengoptimalkan instalasi pengolahan air (IPA) berteknologi pemurnian balik air laut (Sea Water Reverse Osmosis/ SWRO) yang sudah dibangun sejak 2010 di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
"SWRO sudah jalan, kami masih terus melakukan optimalisasi sebab kapasitasnya saat ini masih sekitar 4.000 meter kubik. Ada aneka kendala antara lain biaya operasional dan hal teknis lainnya," kata Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Febrina Intan, di Jakarta, Selasa (23/3).
Ia mengakui, saat ini memang terdapat penurunan produksi pengolahan air bersih karena terkena dampak pandemi sehingga kebutuhan air bersih juga mengalami penurunan yang sangat signifikan, terutama untuk kegiatan wisata. Ia mengatakan program IPA yang dapat mengubah air asin menjadi air tawar dengan teknologi SWRO tersebut sebetulnya sudah menjadi prioritas penuh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, sebagai salah satu langkah inisiatif turut menjaga kualitas lingkungan agar terjaga dengan baik.
"Itu sudah prioritas penuh kami sebab sebagai salah satu upaya menggunakan sumber daya alam yang tersedia dan berlimpah sehingga tidak lagi mengambil sumber air tanah. Ini agar mencegah penurunan permukaan tanah kawasan dan kerusakan alam lainnya," katanya.
Ia optimistis meski saat ini belum optimal, namun seiring dengan berbagai upaya itu, maka diharapkan teknologi itu dapat mencukupi kebutuhan air yang meningkat. IPA tersebut saat ini berkapasitas maksimal 5.000 meter kubik per hari, dari rencana kapasitas pengelolaan 10 ribu meter kubik per hari.
Sistemnya, alat itu mengolah air laut menjadi air bersih dengan bahan baku air laut diambil dari danau air asin yang berada tak jauh dari Pantai Ancol. Setelah diolah, air yang sebelumnya memiliki kadar garam tinggi itu akan digunakan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan air bersih di kawasan wisata itu, terutama kebutuhan air bagi semua wahana rekreasi di Ancol. Teknologi itu diproyeksikan mampu menghemat biaya air bersih PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sekitar 20 persen.