EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pembangunan Jaya Ancol bukukan total keuntungan atau laba bersih sebesar Rp 139,9 miliar pada tahun 2022. Berdasarkan data monitoring dan rencana kerja, jumlah tersebut senilai 609 persen dari target dalam rencana kerja anggaran (RKA) tahun 2022 sebesar Rp 22,9 miliar.
Jumlah ini juga mengalami peningkatan jauh dibandingkan tahun 2021 ketika masih pandemi COVID-19. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta tersebut meraih laba bersih Ancol berada pada posisi minus Rp 275 miliar.
Sementara, dalam laporan yang diungkap di rapat Komisi B DPRD DKI Jakarta, Kamis (19/1/2023), total pendapatan pada 2022 (unaudited) adalah sebesar Rp 939 miliar, mencapai 105 persen dari target sebesar Rp 894,1 miliar. Angka tersebut lebih besar dibandingkan total pendapatan pada 2021 sebesar Rp 389,3 miliar.
Adapun untuk tahun 2023, Ancol menargetkan bisa mendulang laba bersih perusahaan sebesar Rp 100,7 miliar, dengan target total pendapatan sebesar Rp 1,1 triliun.
Target tersebut tidak terlepas dari beberapa aksi perusahaan dalam belanja modal (capex) yang direncanakan sebesar Rp 254,7 miliar untuk renovasi dan inovasi untuk meningkatkan sumber pendapatan baru seperti New Marina (Kawasan Ancol Barat) beserta pengembangannya dan juga pembangunan Sentral Parkir untuk meningkatkan layanan pelanggan.
Namun demikian, pada tahun 2023, Ancol memperkirakan adanya kenaikan belanja operasional (opex) sebesar Rp 687,6 miliar dikarenakan operasional perusahaan yang berangsur normal sehingga biaya pajak hiburan, tenaga kerja, dan biaya pemeliharaan meningkat untuk mendukung operasional.