"Petugas kami juga sejak awal berupaya mengidentifikasi potensi terjadinya penumpukkan. Ketika teridentifikasi potensi itu, petugas kami akan langsung mengarahkan calon penumpang yang awalnya ingin memggunakan layanan Genose ke layanan antigen atau PCR," ujar Faik.
Prosedur dan alur penggunaan Gonose di kedua bandara AP I tersebut yaitu pertama, penumpang menuju tempat pendaftaran untuk mengambil nomor antrean. Untuk sementara, pendaftaran dapat dilakukan secara manual maupun melalui aplikasi.
Selanjutnya, calon penumpang melakukan pembayaran di tempat pembayaran yang terpisah dari tempat pendaftaran. Setelah melakukan pembayaran, calon penumpang mengambil sampel napas di bilik yang telah disediakan dekat tempat pembayaran sesuai dengan nomor urut.
Lalu, calon penumpang menyerahkan kantong udara kepada petugas. Selanjutnya, petugas operator Genose melakukan pemeriksaan kantong udara dengan alat Genose.
Selama menunggu hasil, calon penumpang menunggu di ruang tunggu pengambilan sampel Genose. Calon penumpang dapat mengambil hasil tes setelah petugas akan memanggil nomor urut dan identitas calon penumpang.
Faik mengatakan, jika hasil tes Genose positif maka petugas akan memberikan konsultansi, informasi, dan edukasi tekait hasil pemeriksaan dan menyarankan penumpang untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Selain itu juga memberikan surat rujukan atau surat keterangan hasil pemeriksaan untuk dilaporkan calon penumpang ke puskesmas sesuai domisili.
"Kemudian petugas keamanan akan mengarahkan calon penumpang untuk meninggalkan bandara dengan tetap melakukan protokol kesehatan 3M dengan benar," jelas Faik.
Jika hasil tes negatif, calon penumpang dapat melanjutkan proses keberangkatan selanjutnya dengan menunjukkan hasil Genose negatif kepada petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk divalidasi. Faik menuturkan, calon penumpang juga menunjukkan hasil Genose yang sudah divalidasi ke petugas maskapai saat proses check in dan boarding.