Sabtu 03 Apr 2021 13:32 WIB

Stok Benih dan Pupuk Subsidi di Banyuwangi Aman

Ketersediaan benih padi mencapai 15 ribu ton, kebutuhan musim tanam April 4.206 ton

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Petani memupuk sawahnya di area persawahan, (ilustrasi).
Foto: Antara/Arnas Padda
Petani memupuk sawahnya di area persawahan, (ilustrasi).

EKBIS.CO, MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi memastikan stok benih dan pupuk subsidi aman. Persiapan untuk musim tanam pada April ini dipastikan dapat mencukupi kebutuhan petani.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setyawan mengatakan, pemerintah telah melaksanakan rapat bersama dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Pertemuan ini untuk memastikan semua kebutuhan jelang musim tanam April telah siap. "Stok pupuk kita aman sesuai alokasi, cukup untuk musim tanam April sampai September. Kebutuhan benih juga mencukupi,” katanya.

Baca Juga

 

Arief memastikan saat ini stok benih di Banyuwangi cukup melimpah. Ketersediaan benih padi mencapai 15 ribu ton. Sementara kebutuhan untuk musim tanam April hanya 4.206 ton.

 

Benih jagung dan kedelai di Banyuwangi juga dipastikan aman. Lebih detail, ketersediaan benih jagung sekitar 3.500 ton sedangkan kebutuhannya 863 ton. Kemudian stok benih kedelai 280 ton sedangkan kebutuhannya 274 ton.

 

Selain itu, Banyuwangi tidak hanya mendapatkan tambahan jumlah pupuk bersubsidi pada 2021 tapi kuota petani penerima pupuk bersubsidi juga meningkat. Subsidi urea meningkat menjadi 59.511 ton dari sebelumnya hanya 49.335 ton. Pupuk jenis SP36 juga meningkat dari 6.041 ton menjadi 14.662 ton, dan ZA dari 14.923 ton menjadi 20.548 ton.

"Tahun ini ada peningkatan kuota. Kita dapat tambahan hampir rata-rata 11 ribu ton," kata Arief dalam pesan resmi yang dirilis Pemkab Banyuwangi, Jumat (2/4).

Untuk diketahui, total petani yang diusulkan melalui e-RDKK untuk mendapatkan pupuk bersubsidi sebanyak 113.895 orang. Dari jumlah tersebut, 78.749 petani di Banyuwangi sudah lolos verifikasi dari Kementan dan pihak bank BUMN. Sementara untuk sisa 35.146 orang masih dalam proses perbaikan data.

 

Untuk penyaluran pupuk bersubsidi tahun ini, kata Arief, pemerintah melakukan pengawasan yang ketat. Dia mencontohkan setiap nama petani hanya berhak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi maksimal untuk dua hektare (ha) lahannya. "Misal kalau dia punya lima hektar, ya jatah subsidinya hanya untuk dua hektar saja. Selebihnya silakan beli nonsubsidi," ungkap Arief.

 

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) nantinya akan bertugas mengawasi pemanfaatan pupuk bersubsidi di lapangan. Namun secara umum kondisi alokasi pupuk 2021 mampu mencukupi kebutuhan petani yang telah tercamtum di e-RDKK. Pupuk juga sudah mulai diserap oleh para petani.

 

Selain itu, Arief menegaskan, pemerintah akan terus mendorong para petani agar lebih mandiri. Mereka tidak boleh bergantung pada pupuk bersubsidi. Oleh karena itu, pemkab mengenalkan program agrosolution untuk mendorong peningkatan produktivitas padi petani.

 

Program agrosolution merupakan solusi kepada petani terhadap keterbatasan akses finansial, pasar, dan teknologi untuk peningkatan produktivitas pertaniannya. Program ini sendiri sudah mulai diterapkan di sejumlah lahan milik petani di Banyuwangi.

 

Program agrosolution memberikan pengawalan dari hulu hingga hilir kepada petani. Yakni, mulai dari benih, peralatan modern, pendampingan budidaya tanaman, permodalan, hingga akses terhadap asuransi dan offtaker (penjamin pembelian hasil panen). "Dan program ini diinisiasi dan bekerja sama dengan PT Pupuk Kaltim yang merupakan anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero)," jelas dia.

 

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, pihaknya juga terus mendorong penggunaan pupuk organik. Bantuan pupuk organik dibagikan merata ke setiap kecamatan secara berkala. Penggunaan pupuk ini salah satunya untuk meningkatkan derajat kesuburan tanah yang akan berdampak pada peningkatan produktivitas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement