EKBIS.CO, CIAWI--Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta para penyuluh pertanian untuk secara aktif mengawal dan mendampingi petani. Peran penyuluh, menurut Syahrul sangat penting dalam meningkatkan produktivitas petani.
“Sesuai dengan arahan Presiden RI, kita harus menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia. Ini berarti kebutuhan makanan 270 juta rakyat Indonesia wajib kita kawal, tidak boleh terganggu sama sekali,” ungkap Syahrul saat memberikan arahan pada kegiatan Coaching Penyuluh Pertanian yang dilaksanakan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor, Senin (5/4) siang.
Menurut Syahrul, pendampingan yang dilakukan penyuluh tidak hanya dalam hal produksi, tapi juga menyangkut pascapanennya. Peran penyuluh memang vital dalam pembinaan kepada petani guna memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.
“Pengawalan kita tidak hanya saat on farm, tapi membantu setelahnya. Bagaimana kita memperbaiki pasca panen sehingga losses (kehilangan hasil produksi.red) lebih sedikit. Kita juga harus masuk ke hilirisasi sehingga produk yang dihasilkan bisa memiliki nilai tambah dan bisa dijual dengan harga yang baik,” tutur Syahrul.
Untuk itu, Syahrul juga meminta para penyuluh memanfaatkan teknologi, baik dalam mendampingi petani maupun menjaga kepresisian data pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) pun telah menyediakan aplikasi Simluhtan yang memudahkan pendataan yang dilakukan oleh penyuluh.
“Pertanian tidak boleh salah hitung, tidak boleh salah kalkulasi. Kalau pertanian salah kalkulasi, bisa terancam kehidupan 270 juta masyarakat Indonesia. Senjata bagus, peluru bagus, tapi kalau tidak ada juru tembaknya maka akan sulit,” terangnya.
Menyadari pentingnya peran penyuluh, Syahrul pun berkomitmen untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan penyuluh. Karena itu, dirinya secara khusus akan berterima kasih pada Presiden Joko Widodo yang telah mendorong pengangkatan penyuluh pertanian dari THL-TBPP menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).“Ini merupakan upaya yang telah kita perjuangkan sejak lama,” ungkap Syahrul.
Ditemui secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BBPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan Coaching Penyuluh Pertanian diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian, khususnya PPPK, guna mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan kepada petani.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan PPPK mampu menjadi ASN yang profesional, mandiri, dan berdaya saing, serta responsif dalam pelaksanaan tugasnya agar mampu memecahkan permasalahan petani di lapangan sesuai disiplin ilmu pengetahuan yang dimiliki, metodologi dan teknis analisis yang tepat sesuai potensi wilayah masing-masing,” katanya.
Dedi mengharapkan penyuluh pertanian dapat secara cepat, cermat, akurat, memiliki target yang jelas, mampu bekerja sama, taat aturan, dan siap serta memiliki kemampuan dalam menghadapi perkembangan teknologi di Era Revolusi Industri 4.0 yang menuntut perubahan yang dinamis.
Kegiatan Coaching Penyuluh Pertanian ini diikuti oleh sebanyak 9.514 orang penyuluh pertanian, terdiri dari 200 orang penyuluh yang hadir secara tatap muka dan sisanya mengikuti secara daring dari seluruh Indonesia.