EKBIS.CO, JAKARTA -- Pada masa pandemi Covid-19, angkutan barang menjadi salah satu andalan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Sebab, hingga daat ini volume angkutan penumpang belum juga stabil.
"Pada tahun 2020, KAI berhasil mengangkut 45,1 juta ton barang, melebihi 10 persen dari target yang ditetapkan yaitu 40,9 juta ton barang," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam pernyataan tertulisnya, Senin (5/4).
Joni mengatakan keunggulan angkutan rel menggunakan kereta api yakni waktu pengiriman lebih terjadwal. Selain itu,waktu juga lebih terjamin karena rel tidak mengalami perubahan bentuk selama handling dan pengangkutan, serta tidak mengganggu lalu lintas darat.
Sebelumnya, KAI mulai mengangkut rel untuk pembangunan prasarana kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebanyak 60 batang dari Stasiun Cilacap menuju Stasiun Rancaekek Kabupaten Bandung pada Sabtu (3/4). VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, KAI menargetkan seluruh rel yang akan diangkut dapat selesai pada September 2021.
"Sebanyak 12.539 batang rel akan KAI angkut pada rute tersebut dan ditargetkan selesai pada akhir September 2021," kata Joni.
Rel tersebut didatangkan dari China menuju Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap lalu dimuat ke atas KLB dengan rangkaian 12 gerbong datar di Stasiun Cilacap Pelabuhan. KLB angkutan rel tersebut selanjutnya diberangkatkan dari Stasiun Cilacap menuju Stasiun Rancaekek dan akan dibongkar di Depo Tegalluar, Rancaekek untuk didistribusikan ke jalur KCJB.
Selain itu, sebelumnya KAI dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Rencana Kerja Sama Dalam Rangka Optimalisasi dan Pengembangan Angkutan Barang. Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, penandatanganan kesepakatan tersebut menjadi komitmen dan landasan bagi para pihak untuk kerja sama lebih lanjut ke depannya.
“Nota Kesepahaman ini merupakan komitmen dan landasan bagi para pihak untuk peningkatan kerja sama angkutan barang berbasis kereta api dan optimalisasi bangunan-bangunan pergudangan di sepanjang lintas kereta api dengan skema jangka pendek dan jangka panjang,” kata Didiek.
Didiek menjelaskan, ruang lingkup kerja sama tersebut juga untuk menyusun kajian bersama terkait rencana dan strategi peningkatan kerja sama dari segi komersial, operasional, dan regulasi. Hal tersebut dilakukan dalam rangka pembuatan jalur atau prasarana kereta api untuk mendukung pendistribusian semen dan produk turunannya milik Semen Indonesia dan anak perusahaannya.