EKBIS.CO, JAKARTA -- Musyawarah Nasional (Munas) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) kembali memilih Cahyo Kartiko sebagai Ketua Kompartemen BPRS Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) dengan masa bakti 2021-2024. Pemilihan dilakukan oleh sekitar 140 peserta yang merupakan para Direksi BPRS se-Indonesia pemilik suara sah.
Kepengurusan yang dinahkodai pada masa sebelumnya secara kinerja diterima para anggota BPRS. Cahyo menjelaskan bahwa kepemimpinan ini merupakan amanah besar dalam memajukan industri BPRS di Indonesia.
"Dinamika bisnis BPRS hingga saat ini telah menuai prestasi yang sangat luar biasa terlihat dari pertumbuhannya yang lebih baik dari dari industri perbankan umum," katanya dalam keterangan pers, Rabu (7/4).
Secara bisnis, BPRS memberikan nilai manfaat besar sehingga terbukti pertumbuhanya diatas perbankan umum. Cahyo mengatakan ini menandakan kepercayaan masyarakat untuk BPRS semakin tinggi.
Dalam meningkatkan kemajuan dan sinergitas ke depan, kepengurusan dengan masa bhakti 2021-2024 akan melakukan empat hal. Mulai dari membangun Graha BPRS Indonesia yang menjadi pusat dari aktivitas kompartemen dalam memajukan anggota.
Kemudian akan dibuatkan juga yayasan sebagai solusi pembentukan badan hukum yang mendukung pencapaian visi dan agenda strategis. Dalam waktu dekat, BPRS akan segera meluncurkan produk Tabungan Ukhuwah sebagai produk Tabungan Bersama BPRS Seluruh Indonesia yang bisa terkoneksi antar-BPRS.
"Kami berharap dengan tiga hal ini bisa memberikan dampak langsung untuk industri BPRS dan masyarakat untuk menikmati layanan serta manfaat dari keberadaan BPRS," katanya.
Tren pertumbuhan BPRS hingga akhir tahun 2020 mengalami hal positif baik di sisi aset, pembiayaan, maupun penghimpunan dana masyarakat. Pertumbuhan ini tidak begitu terpengaruh selama pandemi Covid-19 yang mulai terjadi pada kuartal pertengahan semester pertama di tahun 2020.
Hingga saat ini, pertumbuhan aset BPRS mencapai 8,67 persen dengan total aset Rp 14,95 triliun. Sedangkan pembiayaan dan dana pihak ketiga masing-masing tumbuh 7,42 persen menjadi Rp 10,68 triliun dan 12,45 persen menjadi Rp 9,81 triliun.