Selasa 30 Mar 2021 20:03 WIB

Pandemi tak Halangi Pertumbuhan Kinerja Petrokimia

Dampak pandemi terhadap industri petrokimia, hanya terjadi pada tiga bulan pertama.

Red: Karta Raharja Ucu
Teller menghitung uang rupiah, ilustrasi.
Foto:

Direktur Utama TubanPetro Sukriyanto menyampaikan, selama pandemi kinerja PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) tetap tumbuh seiring kenaikan permintaan dari pasar dalam negeri. Sukriyanto menegaskan, kemampuan perusahaan untuk mengembangkan bisnis di tengah Covid-19 menjadi bukti bahwa kebijakan restrukturisasi terhadap TubanPetro yang dilakukan Pemerintah bersama Pertamina merupakan langkah tepat. Kini, TubanPetro konsisten melakukan perluasan kapasitas produksi di anak usaha.

Perusahaan optimistis bisnis petrokimia ke depan akan tetap cerah. Apalagi di tengah Covid-19, berbagai produk alat kesehatan yang notabene memerlukan berbagai bahan baku dari petrokimia, dari sisi permintaan dan kebutuhan industri terus tumbuh. Seperti kebutuhan untuk produk alat kesehatan, obat-obatan, hingga masker medis.

“Kebutuhan terhadap produk petrokimia di tengah Covid-19 tidak berkurang. Di berbagai anak usaha, penjualan produk petrokimia kami juga tetap tumbuh. Selama pandemi, kapasitas produksi di anak usaha, tidak ada pengurangan sama sekali, bahkan tumbuh,” kata Sukriyanto.

Ke depan, TubanPetro akan mengintegrasikan kilang aromatic dengan olefin dan downstream agar lebih efisien dan kompetitif. Hal ini dilakukan untuk menaikkan pendapatan perusahaan dan memenuhi kebutuhan domestik paraxylene serta menurunkan impor.

Dihubungi terpisah, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi, mengamini, selama pandemi kinerja perusahaan yang memproduksi bahan baku petrokimia memang tetap tumbuh mengingat sangat dibutuhkan sebagai bahan baku berbagai industri. “Ketika pandemi industri dalam negeri juga mampu memenuhi permintaan yang melonjak,” ucap Fahmy.

Karena itu, agar produk petrokimia dalam negeri bisa menjadi tuan rumah, berbagai kilang minyak yang ada harus terintegrasi. Tidak hanya mengolah BBM standard  Euro-4, tetapi juga menghasilkan produk petrokimia.   

Ia menilai, posisi TubanPetro yang sudah menjadi bagian Pertamina dan tergabung dalam group usaha Kilang Pertamina International (KPI), harus dioptimalkan, utamanya untuk sektor petrokimia. Sehingga bisa menekan impor petrokimia dalam jumlah besar. Apalagi desain awal memang untuk produk-produk aromatik yang mampu mendukung industri lain.

Berbagai perluasan kapasitas produksi anak usaha TubanPetro dapat segera dijalankan dan selesai tepat waktu sehingga dalam jangka panjang akan turut mengurangi ketergantungan industri dalam negeri terhadap bahan baku produk petrokimia dari luar.  “TubanPetro harus menjadi backbone industri petrokimia di Indonesia, yang prospektif dalam jangka panjang dan memiliki kinerja baik,” ucap dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement