Kamis 08 Apr 2021 23:49 WIB

Zaky Bukalapak Ingin Perusahaan Rintisan Garap Regional

Zaky menyebut saat ini ada 3.000 perusahaan rintisan yang dikelola kaum muda

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pendiri Bukalapak Achmad Zaky berkeinginan perusahaan-perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri bisa menggarap pasar regional.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Pendiri Bukalapak Achmad Zaky berkeinginan perusahaan-perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri bisa menggarap pasar regional.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pendiri Bukalapak Achmad Zaky berkeinginan perusahaan-perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri bisa menggarap pasar regional.

"Kami yakin potensi anak-anak muda, talenta-talenta digital di Indonesia mampu menciptakan perusahaan-perusahaan 'unicorn' yang jauh lebih banyak daripada yang generasi saya bisa ciptakan," kata Zaky dalam keterangan tertulis, Kamis (8/4).

Melalui perusahaan investasi yang dibangun Zaky, yakni Init 6, telah meneliti sekitar 3.000 startup dalam negeri yang digawangi oleh talenta-talenta muda dan unggul Indonesia. Dari 3.000 perusahaan rintisan tersebut, Init 6 telah menyalurkan investasi ke sepuluh startup.

Menurutnya, Indonesia yang merupakan negara terbesar keempat di dunia, sudah seharusnya terjun menjadi pemain di skala global dan bukan lagi sekedar menjadi pasar bagi produk-produk dari negara-negara lainnya. Terbukti Init 6 baru saja menyuntikkan dana sekitar 5 juta dolar AS kepada IDCloudHost, sebuah perusahaan rintisan penyedia layanan infrastruktur cloud dari Bandung, untuk membantu perusahaan tersebut agar bisa bertumbuh dan memperluas layanannya ke pasar regional di Asia.

"Analisa kami, pasar UKM yang menjadi sasaran IDCloludHost merupakan pasar yang cocok untuk negara-negara berkembang karena tidak banyak dilirik oleh para kompetitor, yang lebih banyak bermain di segmen perusahaan skala besar," ucap Zaky.

Hal senada juga disampaikan oleh Co-Founder dan COO PT Trimegah Karya Pratama Riky Boy Permata yang mengatakan sebagai perusahaan rintisan di bidang voucher elektronik (ultra voucher) turut menyasar UKM sebagai mitra merchant.Riky menjelaskan UKM yang bekerja sama dengan perusahaan kami secara tidak langsung mendapatkan media pemasaran melalui voucher diskon yang disediakan di empat kanal distribusi.

Pertama adalah kanal 'direct to retail' yang bisa diakses langsung melalui aplikasi. Kedua, kanal distribusi 'e-commerce' seperti Tokopedia, Shopee, Lazada. 

Ketiga, kanal B2B yang biasa digunakan untuk program 'loyalty' perusahaan. Keempat yaitu kanal reseller, di mana ultra voucher membuka kemitraan dengan berbagai perusahaan dan model bisnis.

"Ini dapat mendorong daya beli masyarakat dan meningkatkan trafik pembelian bagi pelaku UKM. Kerja sama melalui akuisisi 'merchant' juga bersifat saling menguntungkan baik bagi konsumen maupun bagi 'merchant' tersebut, Dengan demikian banyak 'brand' yang tidak ragu untuk menjalin kerja sama dengan kami," katanya.

Hingga saat ini Trimegah telah bermitra dengan 300 'brand' dan lebih dari 40.000 'outlet' di seluruh Indonesia. Perusahaan ini juga memiliki rencana jangka panjang untuk melakukan ekspansi, tidak hanya ke dalam, juga ke luar negeri. Berdasarkan laporan Mapping & Database Startup Indonesia 2018 yang dirilis oleh Indonesia Digital Creative Industry Society, hampir 70 persen perusahaan rintisan dibangun para pendiri atau perintis dari kalangan anak-anak muda berusia 25-38 tahun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement