EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (BTN) (persero) Tbk memberikan dukungan dalam program konservasi terumbu karang di Nusa Dua, Bali. Hal ini sebagai bentuk komitmen perseroan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, sekaligus dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) atau Padat Karya Restorasi Terumbu Karang.
Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo, mengatakan dukungan perseroan terhadap konservasi terumbu karang diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“BTN memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga sekaligus merawat ekosistem terumbu karang di Indonesia, yang salah satunya berada di Bali. Melalui dukungan ini, kami berharap ekosistem terumbu karang semakin baik, sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat yang pendapatannya bersumber dari sektor wisata bahari maupun perikanan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (11/4).
Dalam upaya merawat terumbu karang, BTN ikut melaksanakan pemasangan 710 terumbu karang di Pantai St Regis, Nusa Dua tersebut. Selain itu, perseroan juga melepas 7.100 tukik di lokasi yang sama.
Adapun dukungan BTN sejalan dengan fokus pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, guna mendorong program PEN Padat Karya Restorasi Terumbu Karang (Indonesia Coral Reef Garden) sebagai upaya perbaikan ekonomi di Bali. Program PEN-ICRG tersebut dipusatkan pada perairan Nusa Dua, Sanur, Serangan, Pantai Pandawa, hingga Buleleng dan cakupan luas restorasi hingga 50 hektare.
Haru menyatakan pandemi Covid-19 menciptakan dampak signifikan terhadap perekonomian Bali, yang hampir sebagian besar pendapatannya berasal dari sektor pariwisata. Adanya program PEN-ICRG yang dijalankan Kemenko Marves dan partisipasi BTN, Haru optimistis perekonomian Bali akan kembali menguat.
“BTN akan selalu menyelaraskan aktivitas perusahaan dengan program utama pemerintah, sehingga kian mempercepat perbaikan ekonomi di Bali. Kami percaya masyarakat dan Pemda Bali mampu melalui periode yang sulit ini melalui kerja sama yang berkelanjutan dengan seluruh pemangku kepentingan,” ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Bali, perekonomian Pulau Dewata ini mengalami kontraksi hingga 12,28 persen pada kuartal tiga 2020 dan 12,21 persen pada kuartal empat 2020 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year). Secara kumulatif, perekonomian Bali sepanjang 2020 lalu mengalami kontraksi 9,31 persen yoy.