Senin 12 Apr 2021 19:04 WIB

Jokowi Ajak Merkel Bangun Digitalisasi Ekonomi Indonesia

Indonesia mendapat kehormatan menjadi official partner country Hannover Messe

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joko Widodo.
Foto:

Indonesia pun punya modal besar untuk menuju ke sana. Jokowi menyebut, modal besar Indonesia adalah bonus demografi yang membuat negara ini memiliki pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif dua kali lipat lebih cepat pada 2030 nanti. Kondisi ini lantas memberikan tantangan bagi pemerintah untuk menyiapkan SDM unggul dalam jumlah masif. 

"Tantangan big data. Artificial intelligence. Internet of things. Saya yakin, Jerman dapat mendukung penguatan SDM Indonesia melalui pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset, dan penguatan universitas berbasis teknologi," kata presiden. 

Hal kedua yang disiapkan Indonesia, menurut presiden, adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi industri 4.0. Pembenahan iklim investasi, ujarnya, membutuhkan reformasi struktural. Reformasi ini pun dimanifestasikan Indonesia dalam wujud pengesahan UU Cipta Kerja. 

"UU Cipta kerja ini akan mempermudah izin usaha. Memberikan kepastian hukum. Memberikan insentif. UU Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital. UU Cipta Kerja akan mendukung pengembangan industri 4.0, kata presiden. 

Sementara hal ketiga yang disiapkan Indonesia, imbuh presiden, adalah komitmen pemerintah untuk berinvestasi dalam pembangunan hijau. Pandemi Covid-19, kata Jokowi, adalah momentuk yang tepat bagi Indonesia untuk melompat dalam pelaksanaan pembangunan hijau. 

Mengutip data World Economy Forum, Jokowi menyebutkan bhwa potensi ekonomi hijau atau pembangunan hijau cukup besar, berupa peluang bisnis sebesar 10,1 triliun dolar AS. Angka ini pun berpotensi membuka 395 juta lapangan kerja baru sampai 2030 nanti. 

Jokowi pun memanfaatkan sambutannya di Hannover Messe untuk memamerkan terobosan Indonesia dalam upaya mewujudkan pembangunan hijau. Di antaranya, pengembangan biodiesel atau 'green diesel' dari kelapa sawit. Selain itu, pemerintah berupaya mengembangkan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya atap di sektor rumah tangga. 

"Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru. Namun juga mengurangi emisi gas rumah kaca," katanya. 

Selain itu, Jokowi juga mengklaim bahwa Indonesia berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan energi di masa depan. Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, ujarnya,  Indonesia juga mengembangkan pengolahan biji nikel menjadi baterai lithium sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik. 

 

"Kemitraan Indonesia dan Jerman untuk pembangunan hijau ke depan adalah salah satu prioritas. Saya mengapresiasi green infrastructure inisiative Jerman dengan nilai 2,5 miliar Euro. Program ini diharapkan dapat mendukung pembangunan infras hijau di Indonesia," kata Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement