Jika Tokopedia dan Gojek benar-benar merger, valuasi perusahaan akan meroket ke angka 18 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp263,2 triliun). Layanannya pun semakin bervariasi, dari belanja daring, kurir pengantar barang, ojek daring, hingga pengiriman makanan.
Merger itu juga tak akan melahirkan monopoli pasar, menurut Peneliti Research Institute of Socio-Economic Development (RISED), Tegar Rismanuar. Sebab mereka masih memiliki pesaing.
"Yang jelas, merger tersebut akan meningkatkan valuasi dan peluang memperoleh dana lebih besar dari pasar saham di Indonesia. Mereka kan juga berniat melantai di Bursa Amerika," kata Tegar, dikutip Senin (12/4/2021).
Baca Juga: Warganet Heboh Soal Gaji Kurir, Shopee Indonesia Buka Suara
Baca Juga: Siap Inovasi, Bank Sentral Negara Ini Tinjau Untung dari Uang Digital
Tak cuma itu, merger itu pun dapat memperluas bisnis ke sektor yang lebih luas. Valuasinya pun berpeluang naik ke level 40 miliar dolar AS (sekitar Rp584,9 triliun); hampir setara dengan nilai SpaceX milik Elon Musk yang memiliki valuasi 44 miliar dolar AS.
Tegar menambahkan, "Hasil merger itu kemungkinan akan makin mengetatkan persaingan. Imbasnya terhadap konsumen pun semakin baik."
Ia menjelaskan, lalu lintas ekonomi digital juga akan bertumbuh jikalau merger itu benar-benar terjadi. Itu juga akan memecahkan rekor di mana unicorn masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Akan tetapi, pemerintah pun perlu memberi regulasi perihal transparansi data, baik keuangan maupun industri, peluang lapangan kerja, hingga perlindungan konsumen.
Respons Tokopedia dan Gojek
Gojek dan Tokopedia sama-sama masih enggan mengomentari kabar tersebut. "Sayangnya, belum ada yang bisa kami sampaikan. Jika ada aksi korporasi kami pasti akan menyampaikannya kepada publik," begitu kata Vice President Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak.
Sejalan dengan Tokopedia, Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita juga tak bisa memberi keterangan terkait kabar merger itu.
Ia mengatakan, "Jika ada informasi yang dapat kami sampaikan terkait aksi perusahaan ini, maka kami akan memberi tahu teman-teman media dan para pemangku kepentingan sesegera mungkin." Investor 2 unicorn itu, antara lain: Sequoia Capital, Temasek Holdings, dan Google.