Jumat 16 Apr 2021 14:14 WIB

Bio Farma Targetkan Produksi 43 Juta Dosis pada April

Sejauh ini Bio Farma telah menerima 53,5 juta dosis bahan baku vaksin.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Petugas menggunakan alat berat menurunkan envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (25/3). Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan perusahaan telah melakukan produksi 33 juta dosis vaksin covid-19 hingga Jumat (16/4).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas menggunakan alat berat menurunkan envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (25/3). Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan perusahaan telah melakukan produksi 33 juta dosis vaksin covid-19 hingga Jumat (16/4).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan, perusahaan telah melakukan produksi 33 juta dosis vaksin Covid-19 hingga Jumat (16/4). Bambang menyebut, Bio Farma telah mendistribusikan 20 juta dosis dari vaksin yang sudah jadi tersebut. 

"Ini di luar vaksin jadi CoronaVac yang didistribusikan di awal sebanyak 3 juta dosis dengan stok yang sudah rilis sekitar 2 juta dosis, sisanya mash menunggu rilis," ujar Bambang saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Jumat (16/4).

Baca Juga

Kata Bambang, Bio Farma masih terus memproduksi vaksin Covid-19 dari bulk atau bahan baku vaksin yang sudah ada untuk meningkatkan stok vaksin Covid-19. Bambang mengatakan Bio Farma telah menerima 53,5 juta dosis bahan baku vaksin. 

"Ditargetkan akan menghasilkan sekitar 43 juta dosis diperkirakan selesai 24 April 2021. Yang baru dibuat hingga saat ini sebanyak 33 juta dosis," ucap Bambang.

Selain impor vaksin jadi dan impor bahan baku vaksin untuk kemudian diproduksi menjadi vaksin jadi, Indonesia juga memiliki alternatif vaksin donasi dari Global Alliance for Vaccines and Immunisation (Gavi) atau Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi serta Vaccines Global Access (Covax).

Bambang menilai kerja sama dengan Covax dan Gavi tak melibatkan Bio Farma lantaran menggunakan skema kerja sama antarpemerintah atau government to government (G to G)."Untuk vaksin dari Covax/Gavi mekanismenya G to G dan ditangani oleh Kementerian Kesehatan," kata Bambang menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement