EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menyatakan, terdapat perkembangan positif terhadap kinerja ekspor Indonesia hingga bulan Maret 2021. Defisit perdagangan dengan China yang menjadi mitra utama dagang Indonesia juga terus mengecil.
Lutfi menyampaikan, defisit perdagangan dengan China pada Maret 2021 mencapai 160 juta dolar AS. Angka itu turun signifikan dibanding defisit pada bulan sebelumnya yang mencapai 830 juta dolar AS maupun Maret 2020 yang mencapai 940 juta dolar AS.
"Penurunan defisit perdagangan dengan China sudah luar biasa. Ini salah satunya karena penjualan produk besi baja kita yang tumbuh lebih dari 60 persen," kata Lutfi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (16/4).
Diketahui, total nilai ekspor produk besi dan baja Indonesia pada kuartal I (Januari-Maret) 2021 ke seluruh negara mitra mencapai 3,64 miliar dolar AS.
Nilai tersebut tercatat tumbuh hingga 60,67 persen dibanding kuartal I 2020 lalu. Lutfi menilai, hal itu sekaligus menunjukkan adanya geliat industri pengolahan dalam negeri.
Melihat tren neraca perdagangan, Lutfi mengatakan, China masih menjadi destinasi utama Indonesia. Pasalnya nilai ekspor ke China pada kuartal I 2021 mencapai 10,21 miliar dolar AS atau menjadi pangsa pasar ekspor terbesar Indonesia.
"Meski (neraca perdagangan) masih defisit tapi trade balance kita sudah ada perbaikan yang luar biasa," katanya.
Ke depan, Lutfi mengatakan, pemerintah akan berupaya melakukan penetrasi lebih jauh untuk pasar ekspor ke China dengan menambah kantor perwakilan perdagangan. Pemerintah, kata dia, akan mencari titik imbang untuk terus memperluas pasar-pasar ekspor bagi produk Indonesia.
"Saya ingin kita menambah kantor perdagangan di China karena banyak pasar yang belum disentuh dan juga pasar non tradisional yang sangat penting," katanya.