Dedi Nursyamsi mengingatkan penyuluh agar sosialisasi proses pemupukan yang baik dan benar. mengacu pada 5T yakni Tepat Jenis, Tepat Dosis, Tepat Waktu, Tepat Tempat dan Tepat Cara, diawali dengan menyehatkan tanah sebelum pemupukan agar pupuk bekerja optimal.
"Pemupukan berimbang mendorong penggunaan pupuk sesuai kebutuhan. Misalnya jagung, butuh pupuk urea hingga 350 kg per hektar, beda dengan kedelai hanya 50 kg per hektar," katanya lagi.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan) Leli Nuryati mengatakan (ToF) bertujuan meningkatkan kompetensi penyuluh dalam adopsi inovasi teknologi pemupukan berimbang, pengelolaan bahan organik dan konservasi tanah, termasuk implementasi teknologi pemupukan berimbang di level penyuluh dan petani.
"Kemampuan dan pengetahuan penyuluh tentang pemupukan berimbang dan kesehatan tanah sangat penting agar bisa memastikan petani melakukan kegiatan pemupukan berimbang dan meneruskannya pada petani lainnya," kata Leli Nuryati.
Kegiatan ToF digelar serempak oleh tiga UPT BPPSDMP via online dan tatap muka. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi, Bogor (PPMKP) bagi penyuluh di Pulau Sumatera plus Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batu, Malang di Jawa Timur bagi penyuluh di Pulau Kalimantan plus Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara BBPP Batangkaluku diikuti penyuluh di Pulau Sulawesi plus Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
"ToF selain mendorong pemupukan berimbang juga memperkuat Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani atau RDKK pupuk bersubsidi dan penguatan koordinasi vertikal dan horisontal," kata Leli Nuryati.