EKBIS.CO, JAKARTA -- Peningkatan kompetensi penyuluh sebagai garda terdepan pertanian terus diupayakan Kementerian Pertanian RI (Kementan) di antaranya melalui 'Pelatihan Pemupukan Berimbang' secara daring (online) selama lima hari, 29 April - 2 Mei, yang diikuti 66.776 penyuluh dari seluruh pelosok Indonesia.
"Pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk, yang sesuai kebutuhan tanaman dan kesuburan tanah. Tanah subur butuh sedikit pupuk, kalau tanah tandus berarti kebutuhan pupuk lebih banyak," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi di Jakarta membuka kegiatan Training of Facilitators (ToF) pada Kamis (29/4).
Menurutnya, pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang signifikan, kontribusinya 15 hingga 60 persen bagi produktivitas, tergantung kondisi dan karakteristik tanah. Pemupukan bertujuan meningkatkan mutu, efisiensi, melestarikan tanah dan optimalisasi unsur hara.
“Seperti halnya manusia dan hewan, tanaman butuh makanan setelah oksigen dan air. Makanannya disebut sebagai unsur hara, untuk pertumbuhan tanaman," kata Dedi Nursyamsi pada ToF secara online yang didukung tiga unit pelaksana teknis (UPT) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).
Kegiatan ToF digelar BPPSDMP Kementan, katanya, bertujuan melatih penyuluh selaku fasilitator melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) di Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) khususnya pada lokasi kegiatan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) bagi petani di Daerah Irigasi (DI) pada 74 kabupaten di 16 provinsi.
Hal itu sejalan dengan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang kerapkali mengingatkan petani untuk bijak memakai pupuk secara berimbang, agar produktivitas pertanian bisa dipertahankan. "Penyuluh berperan vital membina petani, memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, fasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani," kata Mentan Syahrul saat bertemu petani dan penyuluh secara tatap muka atau daring melalui Agricultur War Room (AWR).
"Saya yakin, kalau petani konsisten menggunakan pupuk secara berimbang, maka produktivitas dan daya saing pertanian bisa dipertahankan, karena keduanya bertalian erat,” kata Mentan