EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat penurunan harga gabah baik di tingkat petani maupun penggilingan sepanjang April 2021. Penurunan harga gabah secara nasional sudah terjadi dalam tiga bulan terakhir.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto, mengatakan, di level petani, harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 4.275 per kg atau turun 2,51 persen dari bulan sebelumnya. Sementara gabah kering giling (GKG) dihargai Rp 4.882 per kg, turun 6,36 persen dari bulan sebelumnya.
Sementara itu di level penggilingan, harga GKP juga turun 1,85 persen menjadi Rp 4.398 per kg sedangkan harga GKG turun 6,31 persen menjadi Rp 4.994 per kg.
"Rata-rata harga gabah secara umum yang kita pantau di 29 provinsi turun karena pasokan meningkat. Ini karena di beberapa sentra masih musim panen raya," kata Setianto dalam konferensi pers, Senin (3/5).
Ia mengatakan, harga GKP yang turun menyebabkan terjadinya deflasi. Itu terutama terjadi di Provinsi Jambi dan Bangka Belitung yang masing-masing turun 18,88 persen dan 15,27 persen.
Menurunnya harga gabah itu berdampak pada penurunan harga beras untuk semua kualitasi di tingkat penggilingan. BPS mencatat harga beras premium turun 0,6 persen (month to month/mtm) menjadi Rp 9.550 per kg, beras medium turun 1,91 persen menjadi Rp 8.979 per kg serta beras luar kualitas juga turun 0,76 persen menjadi Rp 8.675 per kg.
Seiring dengan turunnya harga gabah lantas juga berdampak pada situasi nilai tukar petani. "Nilai tukar petani pada April 2021 turun 0,35 persen menjadi 102,93 poin," kata Setianto.
Ia mengatakan, pada subsektor tanaman pangan yang memproduksi padi, terdapat penurunan NTP sebesar 1,18 persen menjadi 96,24 poin. Begitu pula pada indikator Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) untuk subsektor tanaman pangan yang turun 1,15 persen menjadi 96,81 poin.