Kamis 06 May 2021 08:39 WIB

Bantul Siap Terapkan Budidaya Hortikultura Ramah Lingkungan

Pemanasan global bisa menghambat pertumbuhan tanaman.

Red: Gita Amanda
Salah satu strategi Kementerian Pertanian (Kementan) menggenjot produksi komoditas hortikultura yang sehat dan berdaya saing adalah implementasi program Gerakan Mendorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura (Gedor Horti).
Foto:

Koordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam, Direktorat Perlindungan Hortikultura, Muhammad Agung Sunusi saat ditemui di lapangan juga menjelaskan bahwa pengukuran gas rumah kaca ini dilakukan secara bertahap.

"Iya, ini kita laksanakan selama lima periode. Sekarang ini adalah periode awal pengukuran. Pengukuran selanjutnya dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam (HST), disusul 30 HST, 45 HST dan 60 HST. Dengan demikian pengamatan dan pengambilan sampel terpenuhi,” terangnya.

Di tempat berbeda, Ketua Kelompok Tani Lestari Mulyo, Juari mengapresiasi langkah Kementan ini. Juari menilai bahwa sejauh ini memang petani tidak menyadari jika penggunaan pestisida dan pupuk kimia bisa meningkatkan kadar konsentrasi GRK.

"Alhamdulillah sekarang itu kita dapat ilmu dari Kementan tentang berbudidaya ramah lingkungan. Penggunaan PGPR, Trichodherma, penggunaan liat kuning dan pemanfaatan refugia bisa berdampak pada penurunan efek GRK di sektor hortikultura ini," paparnya.

Petani bawang merah itu juga berpesan kepada seluruh petani di negeri ini untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Ada pupuk kandang atau pupuk kompos yang bisa menggantikan. Begitu juga dengan pestisida bisa substitusi dengan likat kuning dan lampu pengusir hama atau light traps.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement