EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (6/5) pagi menguat seiring tertekannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat. Pada pukul 10.00 WIB, rupiah menguat 42 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp 14.393 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.435 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjensdra di Jakarta mengatakan, rupiah mungkin bisa menguat hari ini mengikuti sentimen positif pelaku pasar global terhadap aset berisiko. Pagi ini, terlihat indeks saham Asia menguat.
"Sentimen didukung oleh ekspektasi pemulihan ekonomi global. Selain itu, dukungan juga datang dari imbal hasil obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun juga tertekan di bawah 1,6 persen," ujarnya.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,57 persen setelah data private payroll menunjukkan peningkatan sebesar 742 ribu dari sebelumnya 565 ribu pada April, tetapi sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 800 ribu.
"Tapi, di sisi lain, penguatan rupiah mungkin akan tertahan dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua akan tertahan karena penurunan konsumsi akibat larangan mudik," ujarnya.
Ariston mengatakan, rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp 14.380 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.430 per dolar AS. Pada Rabu (5/5) lalu, rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp 14.435 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.430 per dolar AS.
Baca juga : Pakar: Saat Ini Momentum Tepat Membeli Emas