Tingkat kompetitif masyarakat di Indonesia terkait pemanfaatan teknologi digital masih rendah. Sementara banyak pihak termasuk Bank Dunia memproyeksikan kebutuhan talenta digital akan semakin meningkat.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenkominfo, Hary Budiarto mengatakan berdasarkan survei IMD World Digital Competitiveness Ranking tahun 2020, daya saing digital Indonesia masih berada di peringkat 56 dari 63 negara.
"Presiden menargetkan bahwa pada tahun 2024 posisi daya saing digital Indonesia dapat meningkat ke peringkat 45. Maka akeselarasi pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki skill digital dalam rangka adaptasi ke teknologi baru merupakan hal yang tak bisa ditunda lagi," tuturnya di Jakarta, Senin (10/5/2021).
Baca Juga: Dukung Startup ‘Terbang’ Jadi Unicorn, Ini yang Dilakukan Kemenkominfo
Mengutip hasil riset Bank Dunia, Indonesia membutuhkan sekurangnya 9 juta talenta digital. Hary mengatakan dinamika revolusi industri 4.0 juga membutuhkan peningkatan kompetensi SDM berkaitan dengan teknologi digital terkini.
“Program pengembangan talenta digital untuk memenuhi kebutuhan talenta digital yang diperkirakan sejumlah 600 ribu orang tenaga kerja setiap tahunnya,” tegasnya.
Dalam kerangka seperti itu, katanya, pihaknya menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi untuk mengembangkan talenta digital di Indonesia.
Melalui kolaborasi Talent Scouting Academy (TSA) Digital Talent Scholarship (DTS) dengan Program Kampus Merdeka, pemerintah memfasilitasi mahasiswa yang memiliki minat dan bakat di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
“TSA akan menjadi salah satu akademi unggulan dari DTS yang fokus pada target peserta yaitu mahasiswa terbaik di tingkat akhir perkuliaan yang memiliki minat dan bakat di bidang TIK untuk mendapatkan pelatihan melalui magang kerja di industri TIK yang akan menggantikan enam bulan masa perkuliahan di kampus," pungkasnya.