EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan laju inflasi nasional sepanjang Mei 2021 tercatat sebesar 0,32 persen. Terdapat kenaikan dari laju inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,13 persen.
BPS menyatakan, kenaikan tersebut tidak lepas dari faktor momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang meningkatkan permintaan dan harga barang.
Adapun inflasi secara tahunan (year to date/ytd) tercat sebesar 1,68 persen. Inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) mencapai 1,68 persen. BPS mencatat inflasi yoy juga mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya 1,42 persen.
"Kenaikan permintaan terasa pada inflasi Mei terutama terhadap permintaan komoditas terkait bahan makanan untuk kebutuhan puasa dan hari raya," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/6).
Setianto memaparkan, dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK), 78 kota mengalami inflasi, sedangkan 12 kota lainnya terjadi deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,82 persen sedangkan deflasi tertinggi terdapat di Timika sebesar minus 0,83 persen.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, ditinjau dari kelompok pengeluaran, kelompok yang memberikan andil terbesar yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,10 persen. Kelompok ini pada bulan lalu mengalami inflasi 0,38 persen.
"Komoditas bahan makanan yang memberikan andil inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,04 persen, lalu jeruk dan daging sapi memberikan andil 0,02 persen," kata dia.
Setianto mengatakan khusus komoditas makanan memberikan andil 0,09 persen, rokok tembakau 0,01 persen, sementara minuman baik beralkohol maupun non alkohol hanya memberi andil kecil mendekati 0 persen.