Laporan baru Ericsson ConsumerLab menunjukkan bahwa pengguna smartphone 5G-ready di Indonesia menganggap teknologi generasi kelima ini akan 10 kali lebih cepat daripada 4G. Dengan kecepatan lebih tinggi, latensi sangat rendah, dan jangkauan luas, 5G juga menjadi pendorong transformasi untuk bisnis dan akan berperan penting dalam mendukung agenda pemerintah menuju transformasi digital dan aplikasi industri 4.0 di Indonesia.
Laporan berjudul Five Ways to a Better 5G tersebut juga mengidentifikasi manfaat 5G terhadap pengguna smartphone di seluruh dunia. Dewasa ini, 5G-ready user atau pengguna dengan smartphone berteknologi 5G di Indonesia menghabiskan lebih banyak waktu di aplikasi AR dan media dibandingkan dengan pengguna yang memiliki smartphone berteknologi 4G.
Baca Juga: Terapan Teknologi Netral, Menteri Johnny: 5G Butuh Dukungan Infrastruktur yang Besar
"5G akan mengubah cara masyarakat berinteraksi, fungsi masyarakat dan kinerja bisnis, serta memacu ekspansi ekonomi secara masif," kata Jerry Soper, Country Head Ericsson Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/6/2021).
Pada 2025, konsumen di Indonesia diperkirakan akan menghabiskan 7,5-8 jam per minggu menggunakan aplikasi augmented reality (AR) dan cloud gaming. Temuan Ericsson menyebutkan bahwa konsumen di Indonesia bersedia membayar 50% lebih banyak untuk paket 5G yang dilengkapi dengan layanan digital.
Saat ini, 19% konsumen yang disurvei sudah memiliki smartphone yang mendukung 5G. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 5 juta pengguna smartphone di Indonesia akan beralih ke 5G dalam dua tahun pertama setelah jaringan 5G tersedia. Dengan beralih ke 5G, para penyedia layanan komunikasi memiliki keuntungan yang membuat mereka unggul di market lokal.
Salah satu manfaat menarik 5G paling menguntungkan bagi pengguna adalah kualitas video yang disempurnakan dan imersif. Kecepatan tinggi dengan latensi rendah 5G memungkinkan video stream 4K 360 derajat pada konektivitas nirkabel, memungkinkan pengguna menikmati siaran secara imersif dan real-time melalui kacamata VR.
Selain itu, 5G akan mengubah operasi perusahaan, bahkan membuka kesempatan baru di masa depan. Ericsson menampilkan visualisasi augmented reality dalam bentuk digital sebuah kota secara langsung. Teknologi imersif seperti mixed reality akan memungkinan para perencana kota untuk mengambil keputusan yang lebih baik guna menciptakan urbanisme berkelanjutan di masa yang akan datang.
"Keseluruhan manfaat dari 5G hanya dapat diraih dengan adanya ekosistem yang kokoh. Ketersediaan spektrum menjadi kunci penyerapan teknologi secara cepat. Ketersediaan spektrum yang memadai akan mempercepat perjalanan transformasi digital Indonesia, menjadi dasar inovasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan membuka potensi penuh Revolusi Industri 4.0, menjadikan Indonesia negara 5G terkemuka," pungkas Jerry.