Sabtu 05 Jun 2021 15:01 WIB

Erick Thohir Buka-bukaan Soal Garuda Indonesia

Kementerian BUMN menyiapkan sejumlah strategi membenahi Garuda Indonesia.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Elba Damhuri
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN menyampaikan sejumlah perkembangan terkait vaksin Sinovac, vaksin BUMN, maskapai Garuda Indonesia, komisaris BUMN, dan Asuransi Jiwasraya.
Foto:

Kementerian BUMN dan manajemen Garuda, kata Tiko, saat ini telah menunjuk konsultan hukum dan keyakinan segera memulai proses restrukturisasi agar segera melakukan moratorium kontrak dalam waktu dekat.

Tiko berharap upaya restrukturisasi nantinya mampu menurunkan cost atau beban biaya Garuda hingga 50 persen agar maskapai pelat merah tersebut tetap mampu bertahan pascapandemi.

"Mau tidak mau, struktur biaya harus dipotong lebih rendah. Sebagai informasi, Garuda punya cost per bulan itu 150 juta dolar AS, sementara pendapatannya 50 juta dolar AS, jadi utang 100 juta dolar AS setiap bulan," ucap Tiko.

Tiko berharap dalam waktu 270 hari setelah moratorium, Garuda mampu menyelesaikan proses restrukturisasi. 

Tiko tak menampik proses restrukturisasi memiliki risiko apabila kreditur tidak menyetujui dan mengajukan tuntutan legal terhadap Garuda yang pada akhirnya bisa menjadikan Garuda menuju kebangkrutan.

"Ini yang kita hindari dalam proses legal karena harapannya ada kesepakatan dari seluruh kreditur untuk sepakati restrukturisasi," kata Tiko.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan saat ini tengah mengupayakan pemulihan kinerja perusahaan. Saat ini, Garuda Indonesia tengah dihadapkan dengan kondisi yang sulit setelah terimbas penurunan trafik penerbangan karena kondisi pandemi Covid-19.

Irfan menambahkan, Garuda Indonesia juga akan memaksimalkan berbagai program strategis yang tengah dijalankan saat ini. Seperti diketahui, dengan adanya penurunan trafik penumpang, Garuda Indonesia mulai memaksimalkan penerbangan kargo dengan memunculkan rute baru.

Kondisi Garuda Indonesia saat ini juga memaksa perusahaan memilih opsi dengan menawarkan pensiun dini bagi karyawan. 

Irfan menyampaikan apresiasi atas segala bentuk pendapat yang dikemukakan oleh pihak pihak terkait, khususnya mengenai kondisi Garuda Indonesia melalui kanal yang beragam.

Dia menilai, pada era keterbukaan informasi seperti saat ini menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap individu untuk memiliki kebebasan berpendapat. Hanya saja, Irfan masih enggan untuk menanggapi hal tersebut.

"Saya juga meminta pemakluman rekan rekan media bilamana saya belum dapat menyampaikan tanggapan lebih lanjut atas opini yang mengemuka saat ini untuk juga tidak menciptakan polemik-polemik baru," ungkap Irfan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement