EKBIS.CO, JAKARTA -- Pelindo 1 menargetkan memperkuat marine service menjadi salah satu strategi perseroan tahun ini. Optimalisasi bisnis marine service akan dilakukan antara lain dengan melakukan pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE), intelligent marketing, memperluas networking dengan melakukan kerja sama dan bergabung dalam komunitas internasional, serta penerapan Internet of Things (IoT) pada sektor bisnis marine service.
“Marine Service merupakan salah satu strategi bisnis yang akan fokus dikembangkan pada tahun ini. Berada di tengah Selat Malaka sebagai jalur perdagangan tersibuk di dunia yang dilintasi 80 ribu kapal per tahun, kegiatan marine service ini merupakan hal yang sangat penting,” ujar Direktur Operasional dan Komersial Pelindo 1, Ridwan Sani Siregar, dalam siaran persnya.
Pertama, Pelindo 1 akan terus mengembangkan layanan pemanduan dan penundaan kapal di Kuala Tanjung PIE yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang secara cepat. Lokasinya yang berada di tengah jalur utama Selat Malaka yang dilewati 25 persen komoditas perdagangan dunia dan didukung hinterland yang kuat di 10 provinsi di Pulau Sumatra, menjadikan posisi Kuala Tanjung PIE semakin strategis dan berpotensi besar sebagai simpul penting dalam jaringan logistik dan supply chain global. Kuala Tanjung PIE terdiri dari dua bagian yang saling terintegrasi, yaitu Kawasan Pelabuhan (Kuala Tanjung Multipurpose Terminal) dan Kawasan Industri (Kuala Tanjung Industrial Zone).
Kedua, intelligent marketing dilakukan dengan fokus melakukan identifikasi customer khususnya di wilayah Batam, Karimun, dan perairan Selat Malaka. Pelindo 1 akan meningkatkan pasar pelayanan kegiatan ship to ship (STS) di cabang pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan Pulau Nipah, Kepulauan Riau.
Dalam bisnis marine service, Pelindo 1 dapat melaksanakan kegiatan labuh jangkar (anchorage area) di Perairan Nipah dengan alih muat (ship to ship), pencucian kapal (tank cleaning), pencampuran bahan (blending), pengisian minyak atau air bersih (bunker), dan berlabuh jangkar (logistic supply, Laid Up & Ship Chandler) sesuai dengan izin yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan. Hal yang sama juga dilaksanakan di Perairan Tanjung Balai Karimun.
“Kita optimistis bisnis STS transfer di Karimun dan Nipah bisa terus berkembang. Kami terus berupaya menjalin kerja sama dengan pemilik kapal dan melakukan direct marketing kepada customer untuk masuk ke Karimun maupun Nipah,” ungkap Ridwan Sani Siregar.
Ridwan Sani Siregar menambahkan Pelindo 1 juga sedang melakukan evaluasi terhadap regulasi perairan Iyu Kecil-Nongsa sehingga dapat dilakukan pelayanan marine advisory untuk menjamin keselamatan kapal saat melintasi perairan tersebut. “Perairan Iyu Kecil-Nongsa merupakan bagian dari perairan Selat Malaka dengan perlintasan kapal yang padat, dangkal, dan sempit, sehingga diperlukan wajib pandu di perairan tersebut. Dengan wajib pandu di daerah tersebut, maka akan memberikan rasa aman dan nyaman serta mengurangi pencemaran laut akibat kecelakaan kapal yang melintasi perairan tersebut,” jelas Ridwan Sani Siregar.
Ketiga, Pelindo 1 memperluas networking dengan melakukan kolaborasi dan partnership. Pelindo 1 bekerja sama dengan berbagai pihak untuk optimalisasi bisnis marine service. Salah satu mitra yang digandeng adalah PT Kawasan Industri Dumai (KID). Kolaborasi kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan kerja sama operasi pelayanan jasa pemanduan, penundaan dan jasa lainnya di Jakarta pada Maret lalu.