EKBIS.CO, JAKARTA -- Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (Kopitu) mengingatkan para pembudidaya porang untuk tidak hanya fokus pada budidaya. Sebab, komoditas yang sedang naik daun ini berpotensi mengalami kejatuhan harga ketika banyak diproduksi tapi tak sesuai kebutuhan pasar.
Ketua Umum Kopitu, Yoyok Pitoyo, mengatakan, tren menanam porang sedang tinggi. Namun, tingginya minat menanam itu bukan karena disebabkan permintaan tapi lantaran harga yang sedang tinggi. Harga jual porang basah saat ini bisa tembus hingga lebih dari Rp 10 ribu per kg.
"Saat ini banyak yang membudidayakan karena berdasarkan ikut-ikutan alias melihat temannya yang sukses lalu mendorong dirinya ikut menanam," kata Yoyok, Selasa (8/6).
Yoyok mengatakan, setelah budidaya digencarkan, tentu akan masuk masa panen. Saat panen tiba, diharapkan ada pembeli yang bisa menampung porang. Namun, jika kenyataanya produksi berlebih dari kebutuhan akan menimbulkan masalah perputaran modal yang terbatas bagi petani yang berujung pada kerugian.
"Ini adalah paradigma yang harus diubah, petani porang jangan hanya fokus budidaya saja," kata dia.
Ia menyampaikan, Kopitu saat ini sudah memiliki platform traceability untuk komoditas porang. Hal itu bisa memudahkan transaksi komoditas porang dari hulu ke hilir sehingga proses budidaya porang disesuaikan dengan kondisi pasar. Termasuk, panduan dalam pola budidaya agar didapatkan produksi yang sesuai.
Kopitu, kata Yoyok, juga siap memberikan pendampingan dalam penyediaan sarana dan prasarana produksi porang sehingga petani dapat fokus pada penanaman. "Setelah itu, kita harapkan ketika ada kendala dari perbankan, Kopitu siap bantu mediasi agar bisa berikan KUR khusus bagi petani," ujar Yoyok.