EKBIS.CO, WELLINGTON – Selandia Baru menghindari resesi karena mengalami pertumbuhan ekonomi yang melonjak tiga kali lipat dari perkiraan para ekonom pada kuartal pertama 2021. Produk domestik bruto Selandia Baru melonjak 1,6 persen dari kuartal keempat tahun sebelumnya sementara ekonom memperkirakan kenaikan hanya 0,5 persen.
“Permintaan domestik yang lebih kuat dari perkiraan ditambah dengan meningkatnya tekanan biaya merupakan kombinasi yang potensial untuk inflasi,” kata ekonom senior ASB Bank di Auckland, Jane Turner dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/6).
Turner memperkirakan Selandia Baru akan mulai menormalkan suku bunganya pada Mei 2022. Selain itu, pasar properti yang berkembang pesat serta stimulus fiskal dan moneter membantu perekonomian mengatasi perbatasan yang telah menghancurkan industri pariwisata.
Bank sentral memberi isyarat pada bulan lalu untuk menaikkan suku bunga resmi pada paruh kedua 2022. Beberapa ekonom memperkirakan hal tersebut akan dilakukan lebih cepat karena tekanan inflasi yang meningkat.
Keberhasilan Selandia Baru dalam menahan Covid-19 memungkinkan ekonominya untuk melakukan pemulihan. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,7 persen pada kuartal pertama setelah memuncak hingga 5,2 persen pada 2020.
Beberapa ekonom memperingatkan ekonomi dan inflasi akan lebih kuat dari yang diantisipasi. Saat ini, investor memperkirakan peluang hingga 84 persen untuk kenaikan suku bunga pada Mei 2022.