Sebelum membangun rumah produksi dan restoran jamur, dulunya Ratijo seorang karyawan sebuah perusahaan pengelolaan jamur di Dieng-Jawa Tengah. Karena ingin usaha mandiri, pada tahun 90an, Ratijo memberanikan diri untuk mundur dari tempat kerjanya dan merintis usaha jamur bersama istrinya. "Yah awalnya memang berat, tapi saya berfikir bahwa jika kita menjadi karyawan terus, maka kita tidak bisa menikmati kehidupan yang lebih baik, apalagi membahagiakan banyak orang. Sejak saat itu saya memutuskan untuk membangun usaha ini, istri saya juga sangat mendukung, dan saya rasa dia ahlinya meracik bumbu," ungkap Ratijo.
Pemilik usaha Je Jamuran itu juga tak menampik jika di era 90an saat ingin belajar budidaya jamur sangatlah sulit, karena akses transportasi dan informasi tidaklah semudah saat ini. "Kalau dulu saya itu pernah berkunjung ke salah satu tempat produksi, rencananya mau nambah ilmu, tapi ndak dibolehin liat caranya, yah hanya sekadar lihat tempatnya saja terus pulang, sejak itu saya berjanji jika nanti sukses saya ingin membagi semua ilmu budidaya jamur. Saya percaya, semakin banyak membagi ilmu maka semakin banyak rezeki," tutupnya dengan mata berkaca-kaca.