Walaupun perusahaan tengah menggenjot penjualan pupuk komersial, namun Bakir memastikan pihaknya tetap memprioritaskan penyediaan pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang ditetapkan pemerintah, yang mana pada 2020, Pupuk Indonesia merealisasikan penyaluran sebesar 8,43 juta ton atau 63 persen dari total penjualan pupuk yang mencapai 13,37 juta ton.
Selain memberikan pajak dan dividen kepada negara, lanjut Bakir, Pupuk Indonesia juga turut memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Untuk Program Kemitraan, Pupuk Indonesia menyalurkan pinjaman modal kerja bagi UMKM sebesar Rp 89,02 miliar. Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan, Pupuk Indonesia menyalurkan bantuan total sebesar Rp 38,27 miliar.
Direktur Keuangan dan Investasi Pupuk Indonesia Eko Taufik Wibowo mengatakan kinerja 2020 ditopang efisiensi di berbagai bidang, termasuk dalam hal pendanaan. Eko menyebut perusahaan menerapkan sejumlah strategi di bidang keuangan, antara lain menjaga ketersediaan pendanaan secara efektif dan efisien lewat diversifikasi sumber pendanaan, serta mendapatkan sumber pendanaan yang lebih murah dibandingkan rata-rata yang ditawarkan di market.
"Untuk 2021, pemegang daham juga mengarahkan kita untuk menjaga kinerja dengan melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi beban-beban usaha," kata Eko.
Eko menyampaikan Pupuk Indonesia juga merencanakan sejumlah proyek besar dalam rangka peningkatan kapasitas produksi dan daya saing antara lain rencana pembangunan Pabrik Pusri 3B di Palembang serta pengembangan proyek amoniak-urea dan methanol di Papua Barat, seta rencana IPO Pupuk Kaltim.