EKBIS.CO, JAKARTA-- Bank Dunia merilis laporan Pathways to Middle Class Jobs in Indonesia. Di dalam laporan tersebut, pada 2018 sebanyak 2/3 dari jumlah pekerjaan di Indonesia berada sektor pertanian atau jasa berkualitas rendah atau low quality.
“Kebanyakan status pekerjaan ini disematkan pada para pekerja pada sektor informal, seperti di warung makanan, ritel makanan dan minuman hingga pengemudi ojek online,” tulis laporan Bank Dunia, Rabu (30/6).
Pada laporan tersebut, status kualitas rendah ini merujuk pada ketidaksesuaian gaji dan benefit yang didapat dengan beban pekerjaan yang diberikan, sehingga tidak dapat menunjang kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.
“Kemudian pada 2019, sebanyak 38,2 persen pekerja merupakan pemilik usaha, dan sebesar 61,8 persennya merupakan karyawan. Setengah dari pemilik usaha berstatus self-employed, sedangkan 2/3 (dua pertiga) karyawan bekerja tanpa adanya kontrak," tulis laporan tersebut.
Adapun secara keseluruhan, 3/4 dari jumlah pekerjaan di Indonesia berstatus informal. Produktivitas tenaga kerjanya juga rendah, tercermin dari biaya tenaga kerja per unit yang tinggi dibandingkan dengan kawasan Asia Timur lainnya.
Dari sisi lain, porsi pekerjaan berstatus menengah (middle-class) hanya dinikmati sebagian kecil pekerja di Indonesia. Per tahun 2018, dari 124 juta pekerja di Indonesia, hanya 85 juta pekerja yang mendapat gaji dan benefit dan sisanya pekerjaan yang tidak mendapat gaji dan benefit.
Dari 85 juta pekerjaan tersebut, hanya 15 persen pekerja yang mendapatkan pekerjaan berstatus menengah dan hanya empat persen pekerja yang menjadi pegawai tetap dan mendapat benefit sosial yang penuh.
"Meski sebagian besar pekerjaan di Indonesia menyelamatkan dari kemiskinan mereka (pekerjaan) tetap tidak bisa membawa masyarakat Indonesia berstatus middle-class," ucapnya.