Senin 26 Jul 2021 18:49 WIB

Masa PPKM, Bisnis Kartu Kredit Himbara Masih Tumbuh

Volume belanja kartu kredit bulanan per April 2021 sebanyak 23,25 juta transaksi.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Kartu kredit, ilustrasi
Foto: loktavia.blogspot.com
Kartu kredit, ilustrasi

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis kartu kredit signifikan selama pandemi. Hal ini mengingat pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat cukup menjadi tantangan dalam ekspansi bisnis kartu kredit perbankan. 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat per akhir Juni 2021 tercatat ENR (End Net Receivables) tumbuh 12,8 persen jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu (year to date/ytd). Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan di tengah pandemi, bisnis kartu kredit BRI mampu mencatatkan pertumbuhan positif. 

“Pada paruh kedua hingga akhir tahun ini kami optimistis bisnis kartu kredit BRI tetap akan mencatatkan pertumbuhan positif,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (26/7).

Menurutnya, perseroan berupaya mengembangkan bisnis kartu kredit melalui inovasi, diantaranya pengembangan akuisisi kartu kredit berbasis digital dengan mekanisme digital signature. Saat ini perseroan telah memiliki dua produk kartu kredit berbasis digital, yakni Ceria dan Paylater. 

“Kedua produk yang baru diluncurkan pada akhir 2019 nyatanya disambut baik oleh masyarakat. Hal tersebut tercermin dari outstanding keduanya yang meningkat sembilan kali lipat secara yoy,” ucapnya.

Ke depan perseroan berupaya mengembangkan bisnis kartu kredit secara sehat dengan beberapa strategi diantaranya meningkatkan kerja sama co-brand untuk melayani berbagai segmen serta meningkatkan penetrasi yang lebih agresif sebagai produk digital lending. 

“Dengan strategi tersebut, hingga akhir tahun BRI menargetkan pertumbuhan sales volume kartu kredit sebesar 11 persen yoy,” ucapnya.

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan bisnis kartu kredit tumbuh kisaran enam persen dengan kenaikan volume sebesar 10 persen.

SVP Credit Card Group Bank Mandiri Lila Noya menambahkan kinerja kartu kredit telah mulai membaik pada kuartal kedua tahun ini. Hal ini seiring dengan mobilitas yang longgar dan kenaikan kepercayaan konsumsi masyarakat.

“Perseroan masih akan selektif dalam mengakuisisi nasabah kartu kredit baru untuk menjaga kualitas produk,” ucapnya.

Menurutnya perseroan pun meningkatkan kinerja untuk meningkatkan penggunaan dengan terus melakukan ekspansi jumlah merchant. "Kami terus fokus pada pertumbuhan volume transaksi pada masa PPKM, seperti transaksi di merchant e-commerce, groceries, health services," katanya.

Di samping itu, Lila menyampaikan perseroan juga memiliki produk baru power cash bagi nasabah kartu kredit. "Namun, kami tawarkan ke selected card holder, tidak semua dapat akses produk ini," katanya.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan volume transaksi kartu kredit sekitar 14 persen pada Mei 2021 jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu. 

“Pada saat ini, sektor transaksi online (e-commerce) menjadi sektor dominan volume transaksi kartu kredit. Meskipun secara umum, seluruh sektor sangat terdampak akibat PPKM,” ujar Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom.

Menurutnya target agar volume kartu kredit BNI pada akhir 2021 lebih tinggi dua persen terhadap tahun 2020. Maka dari itu, perseroan menyiapkan upaya untuk mencapai target.

“BNI Kartu kredit memberi kemudahan transaksi kartu kredit dengan fokus kepada transaksi e-commerce, healthcare, dining dengan sistem delivery dan take away, dan basic need yang related dengan kondisi PPKM darurat saat ini. Selain itu BNI tetap memberikan solusi dan kemudahan bagi nasabah melalui program cicilan bunga ringan, dana tunai, kemudahan pengajuan pembukaan kartu kredit secara digital, serta kemudahan layanan melalui aplikasi BNI credit card mobile,” ungkapnya. 

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume belanja kartu kredit bulanan per April 2021 sebanyak 23,25 juta transaksi, dengan pertumbuhan 20,07 persen secara tahunan. Adapun tren ini sudah berbalik dari bulan sebelumnya yang tercatat terkontraksi 10,5 persen.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baki kartu kredit sebesar Rp 73,55 triliun, masih terkontraksi 2,9 persen secara tahunan. Adapun secara kualitas kredit masih terjaga dengan rasio kredit bermasalah pada posisi 2,76 persen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement