Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Agus Susanto menerangkan, lalat buah memang sangat merusak produk hortikultura dan memiliki presensi tanaman inang yang inang. Selain itu lalat buah memiliki kapasitas reproduksi yang sangat tinggi sehingga penyebarannya bisa cepat jika tidak teratasi. Beberapa produk buah lokal sulit menembus pasar ekspor karena terkendala lalat buah ini.
“Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah penggunaan atraktan berbahan dasar selasih. Dengan metode sederhana, kelompok tani bisa memproduksinya sendiri. Ini efektif untuk menarik serangga ke dalam perangkap dan mengurangi populasinya,” ujar Agus.
POPT asal Sumedang, Hikmat Sumantri menceritakan pengalamannya membuat destilasi dari selasih. Dirinya bisa mengembangkan antraktan dari selasih berbunga ungu, bunga putih dan bunga dongkol. Metodenya cukup sederhana namun daya tahannya kuat untuk menarik hama lalat buah. Hikmat menyebutkan, jika menggunakan perangkap antraktan, daya serangnya menurun 15 persen.
“Kami memodifikasi alat destilasi dari dandang. Baru pada 2002 saya membuat alat destilasi sederhana. Meski sederhana, bahan baku 10 kilogram (kg) bisa menghasilkan sebanyak air suling selasih 5 liter dan minyaknya tergantung musim. Musim kemarau dari satu dandang 10 kg selasih yang dilayukan satu malam bisa menghasilkan minyak 10 - 20 mililiter. air sulingnya pun bisa jadi antraktan daya tangkapnya bisa 15 hari dan minyaknya bisa menarik lalat bulan hingga 3 bulan,” papar Hikmat.