EKBIS.CO, JAKARTA -- Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk membukukan kinerja yang positif sepanjang semester I 2021. Pendapatan perseroan tercatat tumbuh 11,4 persen menjadi Rp 14,9 triliun pada tahun ini dibandingkan Rp 13,4 triliun pada tahun lalu.
Layanan Selular, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap milik Indosat Ooredoo masing-masing memberikan kontribusi sebesar 82,8 persen, 15,3 persen, dan 1,9 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada 30 Juni 2021.
"Pertumbuhan ini merupakan hasil dari kinerja yang kuat dari segmen selular dan didukung oleh rebound di segmen bisnis enterprise," kata Direktur dan Chief Financial Officer (CFO) Indosat, Eyas Naif Assaf, Kamis (29/7).
EBITDA meningkat menjadi Rp 6,7 triliun atau naik sebesar 24,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut Eyas, pertumbuhan EBITDA ini didorong oleh kombinasi dari pertumbuhan top line dan optimalisasi biaya, kontrak pemeliharaan jaringan serta kampanye pemasaran yang lebih efisien.
Dengan demikian, emiten dengan kode saham ISAT ini pun mampu membukukan pertumbuhan laba bersih. Per 30 Juni 2021, laba bersih perseroan naik menjadi Rp5,59 triliun dibandingkan rugi Rp317,7 miliar pada semester I tahun lalu.
"Perolehan laba semester I 2021 ini termasuk penerimaan bersih dari penjualan menara yang mencapai Rp6 trilliun pada kuartal II 2021," kata Eyas.
Dari sisi operasional, Indosat juga berhasil meningkatkan jumlah pelanggan sebesar 5,3 persen menjadi 60,3 juta. "Capaian tersebut ditopang oleh strategi penawaran yang sederhana, relevan, dan transparansi produk serta investasi yang tepat pada jaringan," kata Direktur dan Chief Operating Officer Indosat, Vikram Sinha.
Average Revenue per User (ARPU) meningkat menjadi Rp33,9 ribu, dari sebelumnya sebesar Rp31,4 ribu pada semester I 2020. Hal ini sejalan dengan kenaikan trafik data sebesar 40,2 persen yang didukung oleh peningkatan pengalaman jaringan secara menyeluruh serta perbaikan portfolio produk.
Adapun pengeluaran belanja modal pada semester I 2021 sebesar Rp2,99 triliun, atau turun sebesar 8,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sekitar 89,2 persen dari pengeluaran modal ini dialokasikan untuk bisnis selular. Sedangkan sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI, infrastuktur dan IT.
Pada 28 Juni 2021, Indosat Ooredoo meluncurkan implementasi komersial pertama Segment Routing pada IPv6 (SRv6) di Asia Tenggara untuk mendukung pengembangan layanan 5G di seluruh negeri. Bermitra dengan Cisco, Indosat Ooredoo mengubah infrastruktur transport miliknya menjadi jaringan transport 5G yang canggih.
Pada 30 Juni 2021, Ooredoo Group memperpanjang periode eksklusivitas perjanjian MOU tidak mengikat dengan CK Hutchison hingga 16 Agustus 2021, terkait dengan transaksi potensial untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia.
Perpanjangan ini disebut akan memberikan waktu yang lebih untuk menyelesaikan proses uji tuntas yang sedang berlangsung serta menegosiasikan ketentuan-ketentuan dari kemungkinan kombinasi bisnis tersebut.