EKBIS.CO, JAKARTA – Grant Thornton International kembali mengungkapkan International Business Report (IBR) terbaru periode semester pertama (H1) 2021. CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi pelaku bisnis global terhadap perkembangan bisnis dan ekonomi dalam 12 bulan ke depan, termasuk Indonesia.
Secara global, kata dia, optimisme ekonomi melanjutkan tren positif dari survei periode sebelumnya, data terbaru menunjukkan optimisme pelaku bisnis global naik 12 poin setelah sebelumnya juga naik 14 poin di periode semester II tahun 2020. Optimisme ini sekarang berada pada level di atas sebelum pandemi atau kembali ke level seperti periode tahun 2017-2018.
"Pelaku bisnis Indonesia juga terhitung cukup optimisris selama semester pertama tahun 2021, terlihat dengan meningkatnya optimisme akan pertumbuhan bisnis mereka dan juga adanya keinginan dari para pelaku bisnis untuk berinvestasi dalam 6 bulan terakhir. Namun tetap ada beberapa hal yang masih dikhawatirkan para pelaku bisnis seperti kendala pasokan dan ketidakpastian ekonomi, serta berkurangnya daya beli masyarakat," kata dia dalam keterangannya, Selasa (10/8).
Ia mengatakan, laporan IBR tahun ini juga menyebutkan bahwa 65% pelaku bisnis Indonesia optimis pendapatan (revenue) akan meningkat dalam 12 bulan ke depan, sedangkan 63% pelaku bisnis Indonesia juga yakin bahwa laba (profit) bisnis mereka akan mengalami peningkatan di tahun ini. Level optimisme ini menunjukkan adanya peningkatan dari periode survei sebelumnya yang berada di level 56% untuk pendapatan dan 53% untuk laba.
"Hal menarik terlihat juga dari sektor ketenagakerjaan, hasil dari laporan IBR semester pertama 2021 menjabarkan bahwa 52% pelaku bisnis Indonesia cukup optimistis untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan merekrut karyawan baru dalam 12 bulan ke depan, hal tersebut menjadikan sektor ketenagakerjaan mengalami peningkatan signifikan selama dua periode berturut-turut," kata dia.
Ia mengatakan, laporan ini juga menunjukkan adanya peningkatan signifikan untuk ekspektasi pelaku bisnis terkait sektor ekspor dan investasi baik secara global maupun di Indonesia.
Secara global, 50% pelaku bisnis cukup positif untuk mendedikasikan sumber daya mereka untuk membuka pasar baru di luar negeri sebagai bentuk perluasan pasar domestik. Mereka juga optimis adanya peningkatan jumlah negara tujuan untuk ekspor produk mereka. Angka ini naik hampir dua kali lipat sepanjang pandemi Covid-19 berlangsung.
Beralih ke dalam negeri, ekspektasi pelaku bisnis Indonesia tehadap sektor ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan rata–rata global meskipun sedikit lebih rendah dari level ekpektasi pada laporan IBR sebelumnya di semester kedua 2020 yang berada di level 50%. Dalam mencari peluang, pelaku bisnis Indonesia semakin fokus untuk meningkatkan jumlah negara tujuan ekspor bisnis mereka dengan 46% di antara mereka memperkirakan sektor ini akan tumbuh dalam 12 bulan ke depan.
Dari sektor investasi, kata dia, dua sub-sektor yang menarik perhatian pelaku bisnis untuk investasi lebih lanjut diantaranya investasi untuk pabrik dan mesin yang tumbuh 10% di banding periode survei sebelumnya ke level 58% dan sub-sektor teknologi yang tumbuh 7% ke level 66%.
“Meskipun pelaku bisnis masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19 namun secara umum selama semester awal tahun 2021 para pelaku usaha Indonesia masih memiliki optimisme tinggi akan pertumbuhan ekonomi, hal ini cukup wajar melihat Pemerintah telah mengeluarkan cukup banyak program dan dana untuk memfasilitasi berbagai industri dalam menghadapi krisis karena pandemi," kata dia.
Namun, menurut Johanna, optimisme tersebut juga harus diikuti dengan kemampuan beradaptasi secara dinamis. Ini mengingat perubahan peraturan yang diterapkan Pemerintah masih fluktuatif mengikuti perkembangan situasi pandemi di Indonesia. Seperti halnya peraturan yang berlaku saat PPKM level 4 seperti sekarang tentu berbeda dengan peraturan saat PSBB beberapa waktu lalu.
“Untuk menjaga optimisme pelaku usaha tetap positif di semester kedua tahun ini, kami juga sepakat diperlukan koordinasi lebih lanjut di lapangan dari Pemerintah dan pelaku usaha agar kebijakan yang diambil tepat sasaran terutama untuk sektor usaha yang telah secara patuh mengikuti berbagai protokol kesehatan," kata dia.