EKBIS.CO, JAKARTA -- Manajemen PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyampaikan komitmennya untuk menjaga dan meningkatkan laju produksi minyak selepas alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Hal ini disampaikan manajemen PHR kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis (12/8). Per 9 Agustus 2021, PHR resmi mengelola lapangan minyak terbesar di Indonesia itu, setelah selama puluhan tahun dikelola CPI.
Principal Expert Upstream PHR Budianto Renyut menyampaikan, proses alih kelola berjalan dengan mulus. Hal ini terbukti dari target pengeboran sumur yang bisa ditingkatkan selama masa transisi.
"Ini bisa berhasil dilaksanakan dan menaikkan tingkat produksi minyak," kata Budianto usai bertemu dengan Presiden Jokowi.
Sementara itu, Senior Manager Well Development PHR Lysa Aryanti menambahkan, proses alih kelola sendiri sudah berjalan selama dua tahun. Baik PHR dan CPI sudah terlibat dalam koordinasi intensif setiap pekan untuk memastikan seluruh transisi berjalan tanpa kendala.
"Ini bisa terlihat ketika hari pertama di lapangan. Pada 9 Agustus jam 00.00 itu rack lig driling kita tetap bekerja. Itu proses yang seamless sekali, tidak harus berhenti dulu dan mulai lagi. Benar-benar di tanggal 8 jam 23.59 ke tanggal 9 jam 00.00 semuanya bekerja seperti sebelumnya," kata Lysa.
Manager Well Development Project PHR Pramudya Agus menambahkan, target perusahaan ke depan cukup banyak. Salah satunya, sumur pemboran yang ditargetkan bisa mencapai 161 sumur. Sementara pada 2022, target pemboran mencapai 500 sumur.
" Kemudian proyek seperti water pump expansion itu sudah dicanangkan. Termasuk juga dari chemical enhance oil recovery (EOR) itu sudah mulai dikondisikan untuk dieksekusi," kata Pramudya.