EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah menyebut tak banyak negara yang berhasil menjadi high income country atau negara berpenghasilan tinggi atau disebut negara maju. Padahal sudah banyak negara yang bisa lolos dari julukan lower middle income country atau negara berpendapatan menengah bawah, menjadi upper middle income country atau negara berpenghasilan menengah atas.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan hal tersebut memunculkan terminologi middle income trap. Indonesia berkeinginan menjadi negara maju sebelum 2045 sejalan visi pemerintah bertepatan 100 tahun peringatan kemerdekaan RI.
“Banyak negara bisa naik dari lower menjadi middle income country, namun tidak banyak negara bisa naik terus jadi high income. Banyak negara berhasil menjadi middle income, tapi kemudian berhenti di sana,” ujarnya saat acara Peluncuran Buku Indonesia 2045 yang digelar Iluni FEB UI secara virtual, Jumat (20/8).
Menurutnya ada beberapa faktor penentu bisa lolos dari jebakan sebagai negara menengah tersebut. Pertama yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Selain kemampuan atau skill yang mumpuni untuk bisa bekerja sama, kualitas SDM juga ditentukan oleh tingkat kesehatan dan pendidikannya termasuk juga penguasaan teknologi yang sangat dibutuhkan sekarang ini,” ucapnya.
Kedua lanjut Sri Mulyani mereformasi sistem jaring pengaman sosial. Hal ini penting berbagai stimulus tersebut terdistribusi secara merata, juga untuk memikirkan mendukung penguatan kapasitas kelompok yang dibantu tersebut agar bisa melangkah lebih mandiri.
"Sehingga negara ini bisa maju, jaring pengaman sosial menjaga agar masyarakat sosial bisa maju bersama secara adil dan kompetitif. Bagaimana bisa membantu keluarga dan anak-anak yang tertinggal tapi pada waktu yang sama mendukung penguatan," ungkapnya.
Ketiga yakni reformasi perekonomian. Adapun penguatan peran UMKM menjadi penting dapat dikebut ke depannya. Menurutnya saat ini Indonesia justru kembali menyandang julukan sebagai lower middle income country.
Pada 2019 Indonesia berhasil naik menjadi negara dengan pendapatan menengah ke atas, tetapi langsung turun setahun setelahnya lantaran pandemi Covid-19 yang merebak memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Setidaknya, selama empat kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif, sehingga jatuh ke jurang resesi. Indonesia baru berhasil keluar pada kuartal kedua 2021 setelah pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen secara year on year.