Senin 23 Aug 2021 08:49 WIB

KKP Rintis Kampung Ikan Dewa di Sumedang

Ikan ini merupakan ikan endemik bernilai ekonomis tinggi dan memiliki nilai kultural

Rep: m nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Anak-anak melihat ikan Dewa (Torsoro) saat Bazaar dan Pameran Produk Hasil Inovasi Perikanan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/12/2019).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Anak-anak melihat ikan Dewa (Torsoro) saat Bazaar dan Pameran Produk Hasil Inovasi Perikanan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/12/2019).

EKBIS.CO, JAKARTA--Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) saat ini tengah menggalakkan pembentukan dan pengembangan kampung ikan di berbagai daerah dalam rangka mendukung program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. 

Upaya itu berupa pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi perikanan. 

Salah satu kawasan yang potensial untuk dikembangkan adalah Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, sebagai salah satu habitat alami ikan dewa atau ikan kancra yang bernama latin Tor soro. Spesies ikan ini merupakan ikan endemik bernilai ekonomis tinggi dan memiliki nilai kultural bagi masyarakat Kabupaten Sumedang.

Dalam rangka melakukan inisiasi pembentukan kampung ikan dewa, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), Pusat Riset Perikanan, BRSDM, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) secara daring yang melibatkan pakar, peneliti, dosen, penyuluh, tokoh masyarakat, dan pembudidaya ikan dewa pada Sabtu (21/8).

"KKP dan Pemda perlu bersinergi agar sumber daya perikanan setiap daerah yang potensial dijadikan kampung ikan dapat lebih optimal, sehingga teknologi budidaya perikanan yang dikembangkan dapat sejalan dengan kearifan lokal di daerah tersebut,” ujar Kepala Pusat Riset Perikanan, Yayan Hikmayani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (23/8).

Yayan mengatakan peningkatan kearifan lokal dari sudut pandang perikanan dapat berkaitan dengan tiga aspek, diantaranya jenis ikan memiliki nilai tradisi atau adat di masyarakat; memiliki karakter spesifik untuk wilayah tertentu; dan memiliki nilai yang cukup baik terutama export oriented, ketahanan pangan dan kesejahteraan. Ikan dewa pun dinilai memiliki ketiga aspek tersebut. 

Yayan berharap kampung ikan yang tengah dicanangkan, selain menjadi terobosan bagi KKP, juga dapat menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi daerah yaitu terjadinya peningkatan peran terhadap Produk Domesik Regional Bruto (PDRB) peningkatan konsumsi ikan masyarakat lokal, peningkatan akses pasar produk perikanan dan peningkatan kesempatan kerja di desa.

Kepala BRPBATPP Arif Wibowo mengatakan FGD Kampung ikan dewa ini merupakan inisiasi yang didasari atas keberhasilan transfer teknologi pakan formulasi untuk percepatan pematangan gonad induk, pembenihan dan pembesaran ikan dewa yang dilaksanakan di Kabupaten Sumedang sejak 2019. 

Kata Yayan, hasil penelitian yang dipimpin Peneliti BRPBATPP Prof. Dr. Mas Tri Djoko Sunarno telah memperlihatkan dengan aplikasi pakan formulasi, pematangan gonad induk ikan dewa dapat menjadi lebih cepat, sehingga pembudidaya dapat memijahkan ikan 3-5 kali dalam setahun dan tidak tergantung pada musim pemijahan. 

"Teknologi ini pun telah terbukti berdampak signifikan dengan meningkatnya produksi benih ikan dewa yang secara  langsung meningkatkan penghasilan pembudidaya ikan dan mengurangi ketergantungan terhadap penangkapan ikan dewa di habitat aslinya," ucap Yayan.  

Pembudidaya ikan dewa sekaligus sebagai Ketua UPR Mina Kancra Ciburial, Sumedang, Dedin Khoerudin, mengatakan, setelah adanya teknologi pakan formula dan bimbingan penyuluh perikanan setempat, produksi benih ikan dewa pada 2018 yang hanya berjumlah 30 ribu ekor per tahun dapat meningkat secara signifikan menjadi 120 ribu ekor per tahun pada 2021 dan kondisi ini meningkatkan penghasilannya yang awalnya 3,7 juta per bulan menjadi 8 juta sampai dengan 10 juta per bulan. "Saat ini telah ada sekitar 40 orang petani di wilayah Kabupaten Sumedang yang melakukan usaha pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan dewa," kata Eko.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement