Kamis 26 Aug 2021 12:46 WIB

Sri Mulyani: Dampak PPKM Mereda Memasuki Pertengahan Agustus

Sektor industri masih dapat beroperasi selama masa PPKM.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi PPKM
Foto: republika
Ilustrasi PPKM

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pemerintah menyebut dampak dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menyebabkan penurunan mobilitas masyarakat. Pada Juli 2021, mobilitas masyarakat sempat tertahan 17,7 persen lalu naik secara konsisten sampai minggu ketiga Agustus 2021.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pada Agustus 2021 mobilitas masyarakat terlihat dari membaliknya sektor retail, grocery, dan rekreasi."Dampak dari PPKM memang mengalami penurunan semua mobilitas, namun pada  Agustus semuanya membalik kembali. Retail dan rekreasi sudah mulai meningkat, grocery dan farmasi sudah mulai membalik lagi, dan secara agregat membalik. Ini adalah kunci penting, yaitu bagaimana kita tetap mengendalikan covid dan tetap bisa melakukan aktivitas ekonomi," ujarnya saat konferensi pers seperti dikutip Kamis (26/8).

Menurutnya penurunan tingkat keyakinan masyarakat relatif terjaga pada masa penyebaran varian Delta dan lebih baik dibandingkan periode awal pandemi. Dari sisi lain, konsumsi listrik secara konsisten tumbuh positif selama empat bulan terakhir, didukung pertumbuhan listrik industri seiring subsidi listrik yang diberikan pemerintah.

"Hal ini juga mengindikasikan bahwa sektor industri masih dapat beroperasi selama masa PPKM. Selanjutnya, neraca perdagangan pada Juli menunjukkan surplus senilai 2,59 miliar dolar AS atau terakumulasi sebesar 14,42 miliar dolar AS dari Januari 2021 didukung pertumbuhan ekspor-impor," ungkapnya.

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan sebesar 29,32 persen (yoy) dikontribusikan oleh ekspor batu bara, minyak kelapa sawit, besi dan baja dasar, dan gas alam. Pertumbuhan ekspor terutama didorong oleh faktor kenaikan harga komoditas global.

Kinerja impor tumbuh sebesar 44,44 persen (yoy) didorong pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal yang masih positif. Hal tersebut mengindikasikan aktivitas produksi masih dapat berjalan dengan adaptasi protokol kesehatan yang ketat di tengah PPKM Level 4.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement