EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Wijaya Karya (Persero) atau Wika bakal melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawan saham perdana terhadap sejumlah anak usaha secara bertahap. Direktur Human Capital dan Pengembangan Wika Mursyid mengatakan perusahaan tengah mempersiapkan PT Wika Industri dan Konstruksi yang bergerak di bidang fabrikasi baja untuk melantai pada tahun depan.
"IPO Wika Industri dan Konstruksi pada 2022 ditargetkan mampu meraih dana Rp 1 triliun," ujar Mursyid dalam Public Expose Live 2021 di Jakarta, Rabu (8/9).
Mursyid melanjutkan, Wika juga bakal mendorong Wika Realty melantai pada 2023 dengan target peraihan dana mencapai Rp 2 triliun. Kata Mursyid, Wika Realty yang bergerak di bidang pengembangan properti memiliki penugasan sebagai holding BUMN perhotelan.
"Kemudian di tahun berikutnya, 2024, akan kami siapkan IPO salah satu anak usaha, Wika Rekayasa Konstruksi yang bergerak di bidang kontraktor dengan dana target Rp 1 triliun," ungkap Mursyid.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana melakukan unlock value atau meningkatkan nilai aset sejumlah BUMN dan anak usaha BUMN. Kata Erick, Kementerian BUMN telah mempersiapkan 10 hingga 15 BUMN atau anak usaha untuk bisa melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO.
"Kita ingin unlock value semua perusahaan BUMN. Kita ingin jadikan Pertamina hundred billion company dengan meng-go publik-kan sub-sub holdingnya yang insyaAllah mereka akan go public tahun depan dan ada juga beberapa yang tahun ini," ujar Erick saat Investor Daily Closing Session bertajuk "Arah Kebijakan Investasi BUMN" di Jakarta, Kamis (15/7).
Erick juga akan mendorong Indonesia Healthcare Corporation (IHC) yang memiliki lebih dari 70 rumah sakit BUMN untuk melantai di bursa saham. Erick menyebut valuasi rumah sakit BUMN meningkat tajam menyusul penggabungan rumah sakit BUMN dalam satu wadah IHC. Terlebih, kata Erick, pemerintah juga menyiapkan fasilitas kesehatan berstandar internasional di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sanur, Bali.
"Belum lagi ketika anak-anak Telkom seperti Mitratel dan Telkom Data Center, valuasi Telkom yang Rp 310 triliun, saya sudah targetkan harus naik, kalau saat masa kejayaan mencapai Rp 400 triliun, sekarang harus lebih besar dari Rp 400 triliun," ucap Erick.
Erick juga mengapresiasi Gojek dan Grab yang telah berinvestasi di layanan dompet digital BUMN. Erick menilai kolaborasi ini merupakan bentuk keberpihakan dalam ekonomi di kawasan perdesaan.
Erick mengaku juga ingin membuka sektor pupuk lebih transparan. Kata Erick, Pupuk Indonesia harus bisa bersaing di pasar nonsubsidi.
"Kita buka transparasi pupuk, kita pastikan petami dan Pupuk Indonesia sehat. Pupuk Kalimantan Timur kita rencanakan go publik," ungkap Erick.
BUMN dan anak usaha yang bakal melantai pada 2021 dan 2022 di antaranya Pertamina Integrated Marine Logistic, Pertamina Geothermal Energy; Pertamina Hulu, IHC, Pertamina Hilir, Linkaja, Pupuk Kalimantan Timur, Mitratel, dan Telkom Data Center.