Rabu 08 Sep 2021 12:16 WIB

PPKM Buat Keyakinan Konsumen Tertahan

Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan mulai membaik.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Pembeli berbelanja dengan tambahan layanan transaksi dengan QRIS di Pasar Tradisional Prawirotaman, Yogyakarta, Ahad (6/9).  Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tertahan.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pembeli berbelanja dengan tambahan layanan transaksi dengan QRIS di Pasar Tradisional Prawirotaman, Yogyakarta, Ahad (6/9). Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tertahan.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tertahan. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan ini seiring dengan berlanjutnya kebijakan pembatasan mobilitas pada periode survei untuk mengatasi penyebaran varian Delta Covid-19.

"Hal ini tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)1 pada Agustus 2021 sebesar 77,3, lebih rendah dibandingkan dengan 80,2 pada Juli 2021," katanya dalam keterangan pers, Rabu (8/9).

Baca Juga

Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan mulai membaik. Terutama pada ekspektasi konsumen yang menguat baik dari aspek penghasilan maupun kegiatan usaha ke depan, didorong oleh perbaikan mobilitas sejalan dengan relaksasi pembatasan aktivitas masyarakat.

Pada Agustus 2021, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah dari bulan sebelumnya. Ini ditengarai sejalan dengan masih berlanjutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dan 4 di berbagai wilayah di Indonesia.

"Hal tersebut berdampak pada kembali menurunnya aktivitas ekonomi dan terbatasnya penghasilan masyarakat," katanya.

Baca juga : Uji Coba Prokes Mal di Wilayah PPKM Level 4 Non-Jawa-Bali

Hal ini terindikasi dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Agustus 2021 sebesar 59,4, lebih rendah dari 67,1 pada bulan sebelumnya. Keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan enam bulan sebelumnya melemah disebabkan penurunan penghasilan rutin baik gaji, upah, maupun omset usaha. Ini ditengarai akibat masih berlangsungnya penerapan PPKM Level 3 dan 4 di berbagai kota khususnya Jawa dan Bali.

Rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi atau average propensity to consume ratio pada Agustus 2021 naik sangat terbatas dari 74,6 persen menjadi 75,0 persen. Peningkatan proporsi konsumsi pada Agustus 2021 tersebut diikuti dengan meningkatnya rata-rata rasio pembayaran cicilan atau utang pada Agustus 2021 dari 10,3 persen menjadi 10,4 persen.

"Sementara itu, rata-rata proporsi tabungan terhadap pendapatan konsumen atau saving to income pada Agustus 2021 menurun dari 15,1 persen menjadi 14,6 persen," katanya.

Yuk gabung diskusi sepak bola diĀ sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement