EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Timah Tbk optimistis dapat mencapai target produksi timah hingga 30 ribu ton di akhir tahun 2021. Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Abdullah Umar Baswedan, mengatakan perseroan belum melakukan revisi target sampai saat ini.
"Target produksi sampai saat ini belum revisi, kami masih optimis target produksi masih disekitar angka 30.000 ton," kata Abdullah, Rabu (8/9).
Abdullah yakin produksi bijih timah akan terus meningkat pada kuartal-kuartal mendatang. Hal tersebut tercermin dari produksi bijih timah kuartal II 2021 yang meningkat dibandingkan kuartal I 2021 yaitu dari 5.025 ton menjadi 11.457 ton atau naik sebesar 6.432 ton.
Perseroan mengakui, pandemi yang berkepanjangan membuat operasional emiten berkode saham TINS ini tidak berjalan normal. Hal tersebut berdampak terhadap menurunnya performa produksi secara tahunan baik itu produksi bijih timah maupun logam timah.
Produksi bijih timah pada kuartal II 2021 yang sebesar 11.457 ton mengalami penurunan sebesar 54 persen dibandingkan pada tahun lalu sebesar 25.081 ton. Dari jumlah tersebut bijih timah laut memberikan kontribusi terbesar.
Produksi logam timah pada kuartal II tahun 2021 adalah sebesar 11.915 ton atau turun 57 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 27.833 ton. Adapun penjualan logam timah pada kuartal II tahun 2021 sebesar 12.523 ton atau turun 60 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 31.508 ton.
Meski demikian, TINS terus melakukan pengawasan terhadap IUP yang dimiliki Perseroan, sehingga risiko terjadinya kebocoran timah di lapangan bisa ditekan. "Dengan penertiban yang berkelanjutan, ruang gerak penambang timah ilegal di IUP TINS menjadi terbatas," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS Wibisono.
Menurut Wibisono, kinerja anak perusahaan terus bertumbuh dan diharapkan mampu menopang pencapaian kinerja TINS sampai dengan akhir tahun 2021. Optimisme ini sejalan dengan peningkatan permintaan logam seiring meredanya pandemi Covid-19.
"Hal ini mendorong stabilnya harga logam yang berdampak juga kepada berkembangnya industri hilir logam timah, ini diharapkan menjadi salah satu motor pendongkrak kinerja TINS di tahun pemulihan ini,” kata Wibisono.
Sepanjang semester I 2021, TINS membukukan kinerja positif berhasil mengantongi laba tahun berjalan sebesar Rp 270 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu perseroan masih mencatatkan rugi sebesar Rp 390 miliar.
"Naiknya harga logam timah akibat menyusutnya supply di pasar, ditambah efisiensi yang terukur menjadi faktor naiknya margin dan laba Perseroan," kata Wibisono.
Sementara EBITDA melesat menjadi Rp 1,04 triliun dibandingkan periode tahun lalu Rp 348 miliar. Arus kas operasi naik signifikan menjadi Rp 2,58 triliun dibandingkan pada periode tahun lalu yang sebesar Rp 620 miliar. Di sisi lain pendapatan TINS turun 27 persen dari Rp 8,03 triliun menjadi Rp 5,87 triliun.