Jumat 10 Sep 2021 02:03 WIB

Pemerintah Minta Pelaku Transportasi Adopsi Sistem Digital

Transformasi digital merupakan kebutuhan bagi transportasi modern termasuk perusahaan

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Prototipe Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul Bandung dipajang di Alun-alun, Kota Bandung. Alat transportasi massal modern ini rencananya akan mulai dibangun Mei 2017.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Prototipe Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul Bandung dipajang di Alun-alun, Kota Bandung. Alat transportasi massal modern ini rencananya akan mulai dibangun Mei 2017.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah mengajak sektor transportasi dan logistik di Indonesia untuk merangkul transformasi digital. Hal ini mengingat banyak kota besar menghadapi masalah kemacetan lalu lintas karena kurangnya sistem angkutan massal yang efisien dan di Jakarta menghadapi tantangan dari urbanisasi yang cepat dan peningkatan populasi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan infrastruktur transportasi umum yang ada menjadi lebih tidak dapat diandalkan dan penuh sesak, menyebabkan masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil yang menambah kepadatan jalan di Jakarta.

Baca Juga

“Transformasi digital merupakan kebutuhan bagi transportasi modern termasuk perusahaan yang bergerak bidang transportasi. Hal ini membutuhkan penggabungan solusi teknologi digital yang inovatif diperkenalkan sektor transportasi. Hal ini diikuti dengan pengembangan dan pengoperasian sistem transportasi yang cerdas,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (9/9).

Menyadari kebutuhan akan sistem transportasi pintar yang aman, terjamin, dan lancar, PT NEC Indonesia, perusahaan penyedia solusi telekomunikasi dan teknologi informasi mengembangkan portofolio solusi yang dapat membantu pemerintah mengelola kemacetan lalu lintas menggunakan teknologi seperti AI dan IoT.

Presiden Direktur NEC Indonesia Joji Yamamoto mengatakan penggunaan teknologi mulai dari fleet management system bagi perusahaan penyedia layanan transportasi bus, ticket clearing system yang memungkinkan penumpang hanya cukup satu kali tap in dan tap out dalam satu rute perjalanan walaupun berganti moda transportasi, teknologi pengenalan wajah (face recognition) sebagai pengganti tiket fisik yang dapat terintegrasi dengan sistem Account Based Ticketing (ABT), hingga teknologi AI yang dapat menganalisa perilaku supir dalam mengemudi.

“Sistem transportasi pintar NEC dapat digunakan berbagai sektor, termasuk penerbangan, kereta api, dan jalan raya. Solusi transportasi kami telah diterapkan oleh otoritas lokal di seluruh dunia yang meningkatkan infrastruktur mereka dengan tujuan meningkatkan pengalaman transportasi umum secara keseluruhan dan mendorong masyarakat untuk meninggalkan kendaraan mereka di rumah serta beralih kepada transportasi umum,” ungkapnya.

Ketua, Big Data & AI Association (ABDI) Rudi Rusdiah menambahkan masa pandemi Covid-19 dapat menjadi pendorong untuk mempercepat transformasi digital industri transportasi dan logistik, sebagai salah satu sektor terpenting selama pandemi.

“Inisiatif dalam mengeksplorasi dan memanfaatkan teknologi digital baru, seperti Artificial Intelligence (AI), Blockchain, Big Data, dan Internet of Things (IoT) harus dilakukan untuk merevolusi dan mendorong integrasi teknologi digital proses bisnis transportasi,” ucapnya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement