Sementara itu, Wakil Menteri II Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wiroatmodjo menilai hub and spoke yang saat ini diberlakukan masih perlu dimaksimalkan lagi. Dalam Rapat Kerja antara Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR pada Juni 2021, Kartika menuturkan perencanaan alur laut antara Pelindo I-IV dengan Kemenhub perlu lebih disinkronkan lagi.
"Mungkin dengan integrasi Pelindo bisa disinkronkan proses hub dan spoke sehingga biaya lebih murah," tutur Kartika.
Kartika menyebut, saat ini tantangan yang paling terasa dari operasional tol laut yaitu pemenuhan muatan balik. Hal tersebut menurutnya membuat biaya logistik kian mahal.
"Itu akan kita koordinasikan dengan Kementerian Perhubungan dan ditajamkan lagi dengan Pelni dan ASDP," ujar Kartika.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub (Balitbanghub) saat ini sudah menyusun desain jaringan tol laut 2021 dengan mengusung konsep hub and spoke. Desain rute pasangan hub and spoke dibuat dengan memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan pengumpul agar dapat mendistribusikan barang ke daerah yang tidak dilayani oleh angkutan barang.
Dengan begitu rute yang dibuat menjadi maksimal dan menghasilkan biaya yang paling efisien. Hal tersebut dapat menekan biaya operasional kapal, pengiriman dengan mempertimbangkan muatan yang dibawa kapal, harga bahan bakar, dan kontainer.